FLORES TIMUR - Anyaman lontar asal Nusa Tenggara Timur (NTT) tembus pasar global. Kerajinan tangan para perempuan binaan Du Anyam di Kabupaten Flores Timur diminati lebih dari 50 negara di dunia.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM) secara resmi melepas ekspor hasil karya para perempuan kreatif tersebut hari ini.
Plt. Deputi Bidang UKM Kemenkop-UKM, Temmy Satya Permana mengungkapkan, anyaman lontar kelompok binaan Du Anyaman merupakan salah satu produk unggulan yang memiliki nilai ekspor tertentu.
"Kita berusaha mencoba buka pasar luar negeri dengan mendorong produk-produk yang mungkin kita selama ini enggak kebayang ya, kalau dari sudut Flores ada yang bisa diekspor," ungkap Permana, Senin (16/9/2024).
Menkop UKM Teten Masduki sendiri hadir secara virtual pada kesempatan itu. Dia mengapresiasi perjalanan kewirausahaan sosial Du Anyam selama 10 tahun hingga akhirnya bisa membawa produk kerajinan para perempuan dari desa terpencil ke level internasional.
Apa yang dilakukan Du Anyam, kata dia, telah membuat para perempuan yang tadinya tidak produktif dimaksimalkan kemampuan kreatifnya dalam memanfaatkan potensi budaya yang ada sebagai peluang penghasilan.
"Du Anyam telah berhasil menjadi agregator dalam menghubungkan dan mendukung produksi anyaman perempuan perajin NTT yang ada di desa ke pasar yang lebih luas, serta memberikan dampak ekonomi terhadap para perempuan di desa-desa terpencil dan turut melestarikan warisan budaya," ucap Masduki.
Menteri Masduki mengatakan, pihaknya siap mendukung segala bentuk kerja wirausaha sosial seperti yang dilakukan Du Anyam demi mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat.
"Saya meminta pemerintah daerah untuk melihat dan mengembangkan potensi atau keunggulan dari daerah masing-masing. Sebagai contoh, seperti apa yang dilakukan oleh Du Anyam yang berinovasi menciptakan ekonomi baru bernilai tinggi hingga produknya berhasil diterima di kancah global lewat anyaman yang terbuat dari daun lontar," ujarnya.
Pendiri Du Anyam, Hana Keraf mengatakan, lontar NTT memiliki kekuatan besar baik secara ekonomi maupun sosial. Karya anyaman lontar membangkitkan gairah ekonomi warga lokal dan membawa serta dampak positif secara sosial.
Anyaman lontar dikatakannya telah membuat sekelompok besar perempuan di Kabupaten Flores Timur ditinggikan derajat ekonominya dan tidak bisa lagi dipandang sebelah mata secara sosial.
"Dengan memanfaatkan keterampilan turun-temurun menganyam daun lontar, kami tidak hanya menciptakan produk bernilai, tetapi juga memberikan kemampuan dan kesempatan bagi perempuan untuk dapat mengambil keputusan sendiri, menjadi pemimpin bahkan merencanakan masa depan diri dan anak-anak kami," kata Keraf.
Produk anyaman lontar dari NTT hingga kini telah merambah ke 52 negara di sejumlah benua, dari Asia hingga Amerika dan Eropa. Pihak Du Anyam menargetkan penjualan sedikitnya mencapai 450.000 produk hingga tahun 2028.
Du Anyam tetap berpegang teguh pada komitmennya terhadap nilai-nilai penting, seperti pemberdayaan perempuan, sustainabilitas atau keberlanjutan, dan orientasi pelestarian budaya.
"Kami berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam pengembangan keterampilan para penganyam, memperluas pasar, dan berinovasi dalam produk-produk kami. Ke depan, kami akan terus berupaya untuk berkontribusi pada ekonomi hijau yang berkelanjutan,” ucapnya.
(Feby Novalius)