5. Tidak nyaman berbicara di depan umum: Ketidaknyamanan dalam berbicara di depan orang banyak bisa menjadi hambatan saat harus menyampaikan ide, melakukan presentasi, atau aktif berpartisipasi dalam rapat. Hal ini bisa membatasi peluang untuk berkontribusi dan terlibat dalam diskusi.
6. Tidak percaya diri: Kurangnya kepercayaan diri bisa menghalangi seseorang untuk bertindak proaktif atau menyampaikan ide. Ini dapat berdampak pada kinerja dan interaksi dengan rekan kerja.
7. Sensitif/emosional: Terlalu sensitif atau emosional dapat mempengaruhi kemampuan dalam membuat keputusan secara rasional. Orang yang emosional mungkin bereaksi secara berlebihan terhadap kritik atau situasi yang penuh tekanan.
8. Pengalaman terbatas dalam keterampilan atau perangkat lunak tertentu: Kekurangan pengalaman dalam keterampilan atau perangkat lunak tertentu bisa membatasi efisiensi dan kemandirian dalam bekerja. Hal ini mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk belajar dan beradaptasi dengan tugas atau alat baru.
9. Introversi atau ekstroversi yang ekstrem: Kecenderungan yang ekstrem dalam introversi atau ekstroversi bisa menjadi kelemahan. Introversi yang berlebihan dapat mengurangi interaksi sosial atau kolaborasi, sedangkan ekstroversi yang berlebihan bisa dianggap mengganggu atau terlalu dominan.
10. Menghindari risiko: Menghindari risiko secara berlebihan bisa menyebabkan stagnasi dan kehilangan kesempatan. Ini dapat membatasi kreativitas dan inovasi serta mengurangi kemampuan untuk memulai proyek baru.
11. Tidak nyaman dengan pendelegasian tugas: Ketidaknyamanan dalam mendelegasikan tugas dapat menyebabkan beban kerja berlebihan dan meningkatkan stres. Ini juga bisa menghambat perkembangan tim dan menurunkan kepercayaan terhadap kemampuan anggota tim lainnya.
12. Kritis terhadap diri sendiri: Terlalu kritis terhadap diri sendiri dapat mengurangi kepercayaan diri dan membuat seseorang merasa tidak pernah cukup baik. Hal ini bisa menghalangi pencapaian dan mempengaruhi kesejahteraan mental.
13. Sulit beradaptasi dengan perubahan: Kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan bisa menghambat kemampuan untuk menghadapi situasi baru atau perubahan di lingkungan kerja. Hal ini dapat menyebabkan stres dan resistensi terhadap inovasi.
14. Keterampilan komunikasi yang kurang efektif: Kurangnya kemampuan komunikasi dapat mengakibatkan kesalahpahaman, konflik, dan kesulitan dalam menyampaikan ide atau instruksi dengan jelas.
15. Rentan terhadap stres: Rentan terhadap stres dapat mempengaruhi kesehatan dan produktivitas. Individu yang mudah stres mungkin kesulitan menangani tekanan atau situasi yang menantang.
16. Terkadang terlalu perfeksionis: Perfeksionisme yang berlebihan dapat memicu kecemasan, penundaan, dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas karena selalu menginginkan hasil yang sempurna.
17. Kesulitan dalam mengatur waktu: Ketidakmampuan untuk mengatur waktu dengan baik bisa mengakibatkan penundaan, stres, dan pekerjaan yang tergesa-gesa. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas dan efisiensi kerja.
18. Mudah terganggu oleh hal-hal sepele: Terlalu mudah terganggu oleh hal-hal kecil dapat mengurangi fokus dan produktivitas. Hal ini bisa menyulitkan seseorang untuk menyelesaikan tugas tepat waktu atau dengan kualitas yang diinginkan.
19. Kurang inisiatif dalam mengambil tindakan: Kurangnya inisiatif bisa membuat seseorang terlalu bergantung pada arahan dan bimbingan dari orang lain, yang dapat membatasi pertumbuhan dan kontribusi dalam lingkungan kerja.
20. Terlalu bergantung pada orang lain dalam pengambilan keputusan: Ketergantungan pada orang lain untuk membuat keputusan dapat mencerminkan kurangnya kemandirian dan kepercayaan diri. Ini bisa menghambat kemampuan untuk mengambil tanggung jawab dan bertindak secara proaktif.
Demikian 20 contoh kelebihan dan kekurangan diri sendiri dalam interview kerja yang dapat menjadi referensi pelamar saat menjawab pertanyaan dari tim rekrutmen.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)