Fakta Aset Kripto Diretas Hacker Korea Utara hingga Rugi Rp300 Miliar

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Rabu 25 September 2024 13:04 WIB
Fakta Aset Kripto Diretas Hacker Korea Utara (Foto: iStock)
Share :

JAKARTA - Fakta-fakta aset kripto diretas hacker Korea Utara hingga rugi sekira Rp300 miliar. Pada 11 September 2024, platform perusahaan pertukaran aset kripto, Indodax sempat diretas namun telah pulih kembali.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengaku bahwa tidak menyangka kejadian itu dengan cepat bisa teratasi. Oscar mengungkapkan bahwa Indodax bekerja sama dengan 6 auditor forensic dengan mengeluarkan biaya yang tidak murah.

“Kita membayar auditor itu tidak lebih dari Rp2 miliar per satu tim,” katanya saat diskusi, Senin 23 September 2024.

Menurutnya, dalam mengatasi masalah ini, 24 jam pertama, tim memetakan pola serangan hacker tersebut. Dia mengaku serangan tersebut berasal dari Korea Utara.

“Ini yang harus dicari tahu terlebih dahulu. Kalau tidak, bagaimana kita bisa mencegah hal ini bisa terjadi lagi,” jelas Oscar.

Setelah itu, barulah pihaknya memulihkan sistem dan kembali memulihkan seluruh sistem dalam 80 jam. “Sejujurnya, saya tidak menyangka bisa cepat 80 jam. Kita sangat mengapresiasi tim yang bekerjasama dalam mengatasi hal ini,” sebutnya.

Oscar Darmawan mengatakan, ke depannya Indodax akan membuat sistem keamanan tanpa celah sehingga membuat aktivitas jual beli aset kripto seperti Bitcoin dan lain-lain bisa lebih aman.

Dia mengungkap penyebab bobolnya diretas hacker. Namun, sudah berhasil mengatasinya dalam waktu 80 jam tanpa ada aset kripto nasabah yang hilang.

"Ini serangan kombinasi yang bermula saat salah satu karyawan kami di divisi IT mendapat tawaran pekerjaan sampingan dengan upah sangat fantastis dari pihak luar, dan itu per jam," kata dia.

Atas kejadian peretasan ini, Oscar menyebut perusahaan mengalami kerugian hingga USD20 juta atau setara Rp300 miliar. "Jadi kalau kita bicara mengenai soal total reserve (kepemilikan aset kripto milik perusahaan) kita itu kan ada Rp11,5 triliun. Demaged itu angkanya naik turun dia (karena dalam bentuk dolar), tapi kurang lebih sekitar Rp300 miliar," ucapnya.

Saat ini, cadangan aset Indodax meliputi 4.806,34 Bitcoin senilai Rp4,288 triliun, 36.915,47 Ethereum senilai Rp1,334 triliun, serta aset kripto lainnya senilai Rp5,907 triliun dengan total mencapai Rp11,529 triliun.

Angga Andinata, seorang crypto analyst, mengatakan bahwa hal tersebut menjadi poin menarik bagi masyarakat Indonesia. Di mana member dan pegiat kripto melihat transparansi.

“Proof of reserve adalah poin yang menarik dan merupakan sebuah bentuk tanggung jawab dari Indodax. Ini juga menjadi cara mitigasi atau penanganan yang baik,” katanya.

Dia menyarankan, seharusnya exchanges lain di Indonesia juga menerapkan publikasi dana cadangan seperti apa yang dilakukan oleh Indodax. Apalagi, akan ada penerapan aturan baru, di mana aset kripto akan diawasi oleh OJK.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya