JAKARTA - PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB) mengakui pembengkakan biaya alias cost overrun mengganggu kelayakan investasi dalam proyek tersebut. Di mana anggaran proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen bengkak menjadi Rp16,7 triliun.
Adapun, nilai cost overrun Tol Yogyakarta-Bawen naik menjadi Rp16,7 triliun dari estimasi pendanaan awal, yakni Rp10,6 triliun.
“Jadi cost overrun tadi, biaya konstruksi tentunya ini mengganggu atau mempengaruhi kelayakan investasi, di situ dulu pendekatannya,” ujar Direktur Utama JJB, A.J. Dwi Winarsa.
Berdasarkan perhitungan JJB, kenaikan biaya konstruksi tol juga berdampak buruk bagi bisnis plan JJB, selaku Badan Usaha Jalan Tol pemegang konsesi Ruas Yogyakarta - Bawen.
Tercatat, ada lima Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya yang menjadi pemegang saham JJB. Perseroan di antaranya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, PT Brantas Abipraya (Persero) Tbk.
“Jadi kami hitung kembali bahwa cost overrun atau kenaikan biaya konstruksi ini memang secara perhitungan bisnis plan akan mempengaruhi kelayakan investasi di kami,” paparnya.