JAKARTA - Telur tidak hanya dipandang sebagai bahan makanan biasa, tetapi juga mencerminkan status sosial yang unik.
Masyarakat Swiss sangat peduli dengan kondisi hidup hewan ternak, dan hal ini tercermin dalam tiga kategori utama telur yang tersedia di pasar yaitu Bodenhaltung Eier, Freiland Eier, dan Bio Eier.
Mereka percaya bahwa semakin tinggi kesejahteraan ayam, semakin mahal harganya, karena diyakini bahwa ayam yang bahagia menghasilkan telur yang lebih berkualitas.
Berikut macam- kasta telur yang dikutip dari Instagram milik Evelyn Trivena, Minggu (13/10/2024):
1. Bodenhaltung Eier
merupakan telur dari ayam yang hidup di kandang tertutup. Kategori ini dianggap paling sederhana karena ayam-ayamnya tidak memiliki akses bebas ke luar ruangan.
Tidak mengherankan, harga Bodenhaltung Eier paling murah, sekitar EUR4,25 atau setara dengan Rp72.000 (Kurs Rp16.976 per EUR). Meski begitu, telur ini tetap diminati oleh konsumen yang mencari opsi ekonomis.
2. Freiland Eier
telur dari ayam yang memiliki akses bebas untuk berjalan di luar kandang dan bisa menikmati sinar matahari. Ayam-ayam ini lebih leluasa dalam hidupnya, yang dianggap menghasilkan telur dengan kualitas lebih baik. Harganya pun lebih mahal, berkisar EUR5,95 atau Rp100.000 dan tersedia dalam beberapa ukuran seperti M, M/L, hingga XLsesuai berat gramasi tiap telurnya.
3. Bio Eier
Telur ini berasal dari ayam-ayam yang hidup dalam kondisi paling ideal, bebas berkeliaran di area terbuka dan diberi makanan organik. Ayam-ayam ini mendapatkan perawatan yang sangat baik, sehingga Bio Eier dipasarkan sebagai produk premium dengan harga mencapai EUR8,20 atau Rp140.000.
Bio Eier sering kali dipilih oleh konsumen yang percaya bahwa kesejahteraan hewan berdampak pada kesehatan dan kualitas makanan yang mereka konsumsi. Keyakinan ini mencerminkan tren global menuju keberlanjutan dan etika konsumsi.
Selain telur-telur dari ayam yang lebih bebas, di Swiss juga terdapat telur rebus yang diberi warna-warni cerah, dikenal dengan nama Piccnick Eier atau telur piknik. Telur ini sangat populer di supermarket, terutama karena tampilannya yang menarik. Telur piknik ini sering dijadikan pilihan praktis untuk piknik atau acara santai, karena sudah direbus dan siap dimakan.
Fenomena ini menunjukkan bahwa bagi warga Swiss, makanan bukan hanya soal memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi juga memperhatikan kualitas dari produk yang akan dikonsumsi. Kesadaran akan kesejahteraan hewan semakin menjadi bagian penting dari pilihan konsumsi mereka, terutama dalam hal produk-produk seperti telur.
Dengan pendekatan yang demikian, Swiss dapat menjadi contoh bagaimana kesejahteraan hewan dapat memengaruhi masyarakatnya dalam kebijakan konsumsi makanannya sehari-hari.
(Taufik Fajar)