Trump Menang Jadi Presiden AS, Sri Mulyani Ungkap Dampak ke Ekonomi RI

Anggie Ariesta, Jurnalis
Jum'at 08 November 2024 15:49 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Ungkap Dampak Terpilihnya Presiden AS Donald Trump. (Foto: Okezone.com/Reuters)
Share :

Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah setelah the Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin seperti yang diharapkan.

“Ketua Jerome Powell mengindikasikan bahwa ekonomi AS tetap tangguh, dan bahwa Fed akan melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut, meskipun dengan hati-hati, di tengah kemajuan dalam menurunkan inflasi,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (8/11/2024).

Selera risiko juga tetap optimis setelah Donald Trump memenangkan pemilihan presiden 2024 awal minggu ini. Meskipun implikasi dari kepresidenan Trump untuk Asia masih berpotensi negatif, mengingat rencananya untuk memberlakukan kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis. Fokus utama tertuju pada pertemuan Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional, yang akan berakhir pada hari Jumat.

NPC secara luas diharapkan menguraikan rencana untuk lebih banyak pengeluaran fiskal. Analis memperkirakan setidaknya 10 triliun yuan (USD1,6 triliun) dalam pengeluaran tambahan selama beberapa tahun mendatang, karena Beijing berjuang untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Selain itu, kepresidenan Trump kedua juga diharapkan akan membuat Beijing mengeluarkan lebih banyak stimulus, karena Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif 60 persen pada semua impor China, yang menandakan lebih banyak hambatan ekonomi bagi China.

Dari sentimen internal, kemenangan Donald Trump pada Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2024, akan mengkhawatirkan perekonomian negara berkembang salah satunya Indonesia. Oleh karena itu pemerintah dan Bank Indonesia perlu mengantisipasi efek trump dapat membuat berlanjutnya perang dagang hingga suku bunga AS.

Suku bunga AS akan tetap tinggi atau higher for longer.terhadap pelemahan mata uang rupiah dan juga akan berdampak terhadap pada arus modal serta berpengaruh pada dinamika ketidakpastian pasar keuangan.

Guna untuk mengantisipasi tekanan terhadap rupiah, BI dan pemerintah perlu segera merealisasikan revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) agar DHE disimpan di Indonesia dalam proporsi yang lebih besar dan periode yang lebih lama serta memastikan BI Rate tetap membuat rupiah menarik bagi investor.

Selain itu, pemerintah juga perlu mengedepankan program yang sejalan dengan prinsip kehati-hatian fiskal, rencana pengurangan dan realokasi subsidi BBM merupakan langkah yang tepat.

Kemudian, pemerintah perlu mengantisipasi banjirnya produk impor ke Indonesia, khususunya dari China. Di samping itu, eksportir di dalam negeri juga harus diberikan stimulus.

Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.600 - Rp15.690 per dolar AS.

(Feby Novalius)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya