Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Bahlil mengaku bahwa peningkatan lifting ini merupakan salah satu mandat dari Presiden Prabowo Subianto kepada dirinya.
Hal itu lantaran produksi minyak saat ini hanya 600 ribu barel per hari. Padahal konsumsinya mencapai 1,6 juta barel per hari sehingga Indonesia terpaksa mengimpor 1 juta barel per hari.
"Perintah Bapak Presiden Prabowo adalah memaksimalkan semua potensi yang kita miliki untuk meningkatkan lifting agar mengurangi impor. Itu perintahnya," ungkapnya.
Bahlil menambahkan, sejalan dengan upaya meningkatkan lifting tersebut, Prabowo juga meminta dirinya untuk inventarisasi aturan, terutama Peraturan Menteri (Permen), Keputusan Menteri (Kepmen) dan juga Peraturan Pemerintah (PP). Hal itu dilakukan guna memangkas aturan-aturan yang menghambat percepatan lifting migas.
"Maka ini segera kita lakukan penyesuaian, terutama kepada Permen, Kepmen, PP, supaya kita mendorong untuk bisa terjadi peningkatan lifting," jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)