Tak lama setelahnya, mereka juga menerima mesin generator berkapasitas 3.000 Watt, yang semakin memperkuat daya tampung listrik yang dihasilkan. Dukungan dari PT PLN Indonesia Power memberikan manfaat besar bagi keberlanjutan PLTMH Ngesrepbalong, sehingga warung ini dapat beroperasi dari pagi hingga malam dengan pasokan listrik yang stabil.
Listrik yang dihasilkan tidak hanya untuk penerangan, tetapi juga digunakan untuk kebutuhan memasak dan penyajian kopi. Selain itu, energi dari PLTMH juga dimanfaatkan dalam proses pengeringan biji kopi, memberikan dampak positif bagi para petani lokal. Keberhasilan Warung Kopi Pucu'e dalam mengadopsi energi terbarukan tidak hanya membawa dampak positif pada perekonomian masyarakat, tetapi juga meningkatkan omzet para petani kopi.
Wahyudi menjelaskan bahwa para petani yang beralih ke metode organik mengalami peningkatan omzet hingga 40%. Dengan demikian, warung ini juga berkontribusi pada kesejahteraan petani setempat.
“Ini mendorong petani untuk terus memproduksi kopi berkualitas tinggi,” katanya.
Para pengunjung pun mberikan apresiasi pada inovasi Warung Kopi Pucu'e Kendal yang memberikan manfaat sosial dengan melibatkan pemuda desa dalam pengelolaannya. Mereka mendapatkan kesempatan untuk mandiri dan mengembangkan keterampilan di bidang pariwisata serta pelayanan, menciptakan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan.
“Ketika dalam perjalanan, saya melihat bangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) di sekitar lokasi. Terus terang, saya sangat mengapresiasi inisiatif ini. Rasanya tak menyangka di puncak gunung seperti ini ada sebuah desa yang menerapkan energi terbarukan untuk mendukung usaha warung kopi,” ungkap Mif Hani.
“Kopinya enak dan punya karakter yang khas, seperti kopi yang benar-benar dirawat sejak awal sampai proses penyeduhan. Rasa kopi di sini terasa sangat berbeda dengan kopi lainnya, mungkin karena berasal langsung dari biji kopi lokal yang diolah dengan baik,” ujarnya sambil menikmati secangkir kopi panas yang diseduh dengan teknik manual.
Mif juga menambahkan bahwa atmosfer di Warung Kopi Pucu'e memberikan suasana yang tenang dan nyaman. “Di sini, kita bisa merasakan harmoni antara alam dan kegiatan manusia. Warung ini bukan hanya tempat ngopi, tetapi juga sarana bagi warga setempat untuk bekerja dan berinteraksi dengan pengunjung. Mereka sangat ramah dan memberikan informasi yang menarik tentang kopi dan lingkungan sekitar,” tambahnya.
Perlu Diadopsi
Senior Manager PLN Indonesia Power UBP Semarang, Flavianus Erwin Putranto, menjelaskan kontribusi tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) atau corporate social responsibility (CSR) yang diberikan kepada Warung Kopi Pucu'e Kendal.
“CSR kami yang berikan berupa infrastruktur di antaranya adalah sumber pasokan energi hijau dengan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) dengan kapasitas 1.000 Watt dan 3.000 Watt. Ini bisa digunakan untuk memasak, penerangan, dan juga kegiatan operasional sehari-hari dari pengeringan kopi, termasuk ke warung kopi,” ungkapnya.
“Selain itu, kami juga memberikan pelatihan-pelatihan di sini sehingga masyarakat juga mendapatkan value dari kegiatan CSR yang dilakukan oleh Indonesia Power. Program ini kita lakukan selama 5 tahun sejak 2019,” sambungnya.
Pakar lingkungan hidup dari Universitas Diponegoro (Undip), Sudharto P. Hadi, sangat mengapresiasi keberadaan Warung Kopi Pucu'e Kendal. “Kehadiran Indonesia Power dalam program ini sangat penting. Selain menciptakan lapangan kerja, program ini juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan. Dengan memanfaatkan energi terbarukan, kita tidak hanya menjaga sumber daya alam tetapi juga mendorong kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Lebih jauh, Sudharto menekankan bahwa pendekatan ini bisa menjadi model bagi daerah lain. “Warung Kopi Pucu'e Kendal adalah contoh nyata bahwa pariwisata berkelanjutan dapat dicapai dengan sinergi antara keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan ekonomi lokal. Saya berharap inisiatif ini dapat diadopsi di tempat lain untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas,” ungkapnya.
(Taufik Fajar)