JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menegaskan kenaikan tarif PPN 12% hanya dikenakan kepada barang dan jasa mewah. Barang tersebut yang biasa digunakan atau dikonsumsi masyarakat golongan mampu.
"Yaitu barang dan jasa tertentu yang selama ini sudah terkena PPN barang mewah, yang dikonsumsi oleh golongan masyarakat berada, masyarakat mampu," kata Prabowo dalam jumpa pers di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (31/12/2024).
1. Barang Mewah yang Dimaksud Prabowo
Prabowo menjabatkan barang mewah yang terkena kenaikan PPN 12%, di antaranya pesawat jet pribadi, kapal pesiar, dan rumah mewah.
"Contoh, pesawat jet pribadi itu tergolong barang mewah yang dimanfaatkan atau digunakan oleh masyarakat papan atas. Kemudian kapal pesiar, yacht, motor yacht, kemudian rumah yang sangat mewah yang nilainya di atas golongan menengah," ungkapnya.
2. Prabowo Tegaskan PPN 12% untuk Barang Mewah
"Artinya, untuk barang dan jasa yang selain tergolong barang-barang mewah, tidak ada kenaikan PPN. yakni tetap sebesar yang berlaku sekarang, yang sejak berlaku dari tahun 2022," tegas Prabowo.
3. PPN 0% untuk Kebutuhan Pokok
Prabowo mengatakan bahwa untuk barang dan jasa yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang selama ini dikenakan tarif PPN 0% masih tetap berlaku.
"Barang dan jasa yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang selama ini diberi fasilitas pembebasan dari pajak yaitu ppn 0% masih berlaku," ungkapnya.
4. PPN 12% Tetap Berlaku 2025
Presiden Prabowo Subianto menetapkan bahwa kenaikan tarif PPN dari 11 persen menjadi 12 persen pada tahun 2025.
Prabowo mengatakan bahwa kenaikan tarif PPN tersebut hanya dikenakan terhadap barang dan jasa mewah.
"Karena itu seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya dan telah berkoordinasi dengan DPR RI hari ini pemerintah memutuskan bahwa kenaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12% hanya dikenakan terhadap barang dan jasa mewah," kata Prabowo dalam jumpa pers di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (31/12/2024).
"Ya saya ulangi secara jelas kenaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12% hanya dikenakan terhadap barang dan jasa mewah," sambungnya.
(Feby Novalius)