Ia juga menegaskan bahwa belum digunakannya sisa dana IPO tidak berdampak signifikan terhadap kegiatan operasional perusahaan.
Di sisi lain, NATO masih berpegang teguh pada strateginya. Perusahaan mengklaim bahwa pemanfaatan dana IPO akan dilakukan sesuai rencana awal.
“Untuk saat ini sisa dana tersebut masih sesuai dengan rencana awal,” jelasnya.
Hingga kuartal III/2024, NATO menghasilkan pendapatan usaha Rp13,9 miliar, naik dari posisi September 2023.
Sederet beban membuat laba bersih untuk entitas induk terpangkas menjadi Rp915,64 juta, alias turun signifikan dari September 2023 yang mencapai Rp1,35 miliar. Adapun laba per saham dasar (EPS) tersisa Rp0,11 per saham.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)