2. Indonesia Libatkan Kontraktor India
Dalam sambutannya, Hashim menyatakan, Indonesia dalam posisi sebagai negara nonblok membuka peluang kerja sama investasi dengan semua negara baik pemerintah maupun swasta, termasuk dengan India. Senada dengan Anin, Hashim menyampaikan saat ini pemerintah Indonesia sedang membangun kerja sama dengan negara lain untuk mendukung salah satu program prioritas pemerintah yaitu pembangunan 3 juta unit perumahan terjangkau dalam setahun.
“Tujuannya adalah untuk menyediakan perumahan yang layak, perumahan yang terjangkau bagi hingga 30 juta keluarga kurang mampu. Target kami adalah tiga juta unit, satu juta unit apartemen di daerah perkotaan, dan dua juta rumah di daerah pedesaan di bagian pedesaan Indonesia. Kami akan menyambut partisipasi perusahaan konstruksi India,” ujar Hashim.
Hashim menambahkan, pemerintahan Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) telah berkomitmen menyediaan pembiayaan untuk program tersebut. “Saya dapat mengatakan hari ini (Sabtu, 25/1/2025), secara resmi, bahwa pemerintah Qatar telah berkomitmen untuk menyediakan pembiayaan untuk empat hingga enam juta unit, dan sebagian besar akan berupa unit apartemen. Beberapa di antaranya akan menjadi rumah keluarga tunggal di daerah pedesaan kami,” ujarnya.
"Pemerintah UEA, Uni Emirat Arab, telah berkomitmen untuk menyediakan pembiayaan untuk satu juta unit, dan kami merasa sangat yakin bahwa mereka akan berkomitmen untuk lebih banyak lagi. Menteri Energi dan Industri, yang bertanggung jawab atas hubungan dengan Indonesia, Menteri Suhail, akan mengunjungi Indonesia dan menandatangani perjanjian yang akan disaksikan oleh Presiden kita pada tanggal 31 Januari (2025),” tambah Hashim.
Hashim melanjutkan, Qatar dan UEA akan menyambut kontraktor pihak ketiga. Saat ini, kontraktor China telah mendekati pemerintah Qatar dan pemerintah UEA. “Dan saya sangat, sangat yakin, sangat percaya bahwa mereka akan sangat senang menerima proposal dari perusahaan-perusahaan India. Dan bukan hanya perusahaan yang saya temui kemarin (di India), tetapi banyak, banyak lainnya,” kata Hashim.
“Ini adalah sesuatu yang saya pahami bahwa industri konstruksi India sangat, sangat berpengalaman dan memiliki rekam jejak yang panjang, dan kami akan menyambut partisipasi dari industri konstruksi. Jadi saya berharap dan saya mengharapkan badan kantor ini (CII)untuk menginformasikan industri konstruksi India ,“ tambahnya.
Selain program penyediaan perumahan terjangkau, Hashim juga menekankan poin penting lainnya yaitu tentang AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. “Saya ingin mencatat bahwa kecerdasan buatan akan membutuhkan sejumlah besar energi bersih, idealnya energi bersih, tetapi juga air bersih. Ini adalah sesuatu yang dimiliki Indonesia dalam jumlah yang melimpah. Kita memiliki banyak air, kita memiliki banyak air hujan, kita memiliki banyak air Sungai,” ujarnya.
"Terkadang kita memiliki terlalu banyak air hujan. Jadi ini adalah sesuatu yang bisa kami tawarkan kepada perusahaan-perusahaan India untuk digunakan sebagai pusat manufaktur, sebagai pusat layanan. Kami menawarkan energi bersih,” sambung Hashim.
Hashim turut menyampaikan posisi Indonesia yang telah bergabung dan menjadi anggota BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa) dan mengucapkan terima kasih atas dukungan India terhadap Indonesia untuk bergabung di BRICS. “Kami menyambut perusahaan-perusahaan China. Kami menyambut perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS). Dan kami menyambut perusahaan-perusahaan India. Jadi kami diterima. Kami adalah tujuan yang aman bagi para investor di seluruh dunia,” pungkas Hashim.
Pada acara tersebut, pembahasan sektor pangan dan agrikultur disampaikan Ketua CII Ajay Shriram dan Wakil Ketua Umum Bidang Infrastruktur Kadin Indonesia sekaligus mewakili KPN Corp dan First Resources, dan juga Ketua Delegasi Pengusaha Indonesia di CEO Forum & Business Matching Indonesia-India, Rico Rustombi.
Sementara untuk sektor manufaktur dari Indonesia dipaparkan CEO Bukaka Teknik Utama Afifuddin Suhaeli Kalla, sektor kesehatan dipaparkan oleh CEO Mayapada Hospital Jonathan Tahir, sektor energi dipaparkan oleh Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri, dan sektor teknologi dipaparkan oleh CEO GoTo Patrick Sugito Waluyo.