Kisah Liang Wenfeng, Pendiri DeepSeek AI yang Gemparkan Raksasa Teknologi Amerika

Aura Fierdausi Alfahis, Jurnalis
Rabu 29 Januari 2025 08:15 WIB
Kisah Pendiri DeepSeek AI (Foto: Okezone)
Share :


3. Mulai membeli Unit


Pada 2021, Financial Times melaporkan bahwa ia mulai membeli unit pemrosesan grafis Nvidia untuk proyek sampingan
Para rekanan mengatakan kepada Waves bahwa ia "sama sekali tidak seperti seorang bos dan lebih seperti sosok yang culun", dengan "kemampuan belajar yang luar biasa".


Dan proyek yang penuh gairahnya kini mengejutkan para pakar industri dan memicu anjloknya saham raksasa produsen cip Amerika Nvidia.
Hal tersebut juga mendorong Liang langsung terlibat ke dalam lingkaran kekuasaan.


Minggu lalu, ia tampak duduk dengan jajaran perwakilan bisnis utama lainnya yang bertemu dengan Perdana Menteri China Li Qiang, dalam sebuah seminar mengenai pekerjaan ekonomi pemerintah untuk tahun depan.


Beijing memiliki alasan kuat untuk merasa puas: Keberhasilan DeepSeek mempertanyakan jumlah besar uang yang digelontorkan oleh raksasa teknologi untuk mengembangkan AI generatif tingkat lanjut, serta efektivitas sanksi Barat dalam mencegah pesaing China untuk mengejar, atau bahkan unggul.


4.  Presiden AS Sebut Alarm untuk Bangun


Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan bahwa hal itu adalah "alarm untuk bangun" bagi Silicon Valley, sementara investor teknologi dan sekutunya, Marc Andreessen, menyatakan bahwa ini adalah "momen Sputnik versi AI."


Hal tersebut juga memperkuat seruan bagi Washington untuk bertindak lebih tegas dalam membatasi akses perusahaan China terhadap cip berteknologi tinggi.


5.  Ada Hambatan Terbesar


Dalam wawancaranya dengan Waves, Liang mengakui bahwa hambatan terbesar yang dihadapinya adalah pembatasan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.


"Uang tidak pernah menjadi masalah yang kami hadapi; ini adalah embargo pada cip kelas atas," katanya.


Namun, di luar geopolitik, guru AI yang "canggih" itu mengatakan bahwa ia berharap teknologi tersebut dapat membantu kita memahami lebih dalam tentang pikiran manusia.


"Kami berhipotesis bahwa hakikat kecerdasan manusia mungkin adalah bahasa, dan pemikiran manusia pada dasarnya bisa jadi adalah proses linguistik," katanya.


"Apa yang Anda anggap sebagai 'berpikir' mungkin sebenarnya adalah bahasa yang dirangkai oleh otak Anda,” ujarnya.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya