Menurutnya, angka pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,11% pada triwulan I diakibatkan oleh pemilu dan pilkada yang diadakan pada tahun 2024. Ia menyampaikan bahwa keadaan perekonomian Indonesia didorong oleh acara besar tahunan (big event).
"Kalau first half 2024, tertolong dengan adanya Pemilu, dan itu Pemilunya nggak sekali, tapi dua kali. Pemilu legislatif bulan Februari yang berpengaruh langsung terhadap first half, sama pemilu kedua yaitu Pilkada, lalu puasa dan Lebaran. Jadi di Indonesia ini, kalau harga komoditas sedang tidak dalam puncaknya maka ekonomi kita itu akan sangat di-drive oleh event,” jelasnya.
Bambang meragukan bahwa angka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 akan kembali naik karena sudah tidak adanya bantuan dari big event tersebut.
"2025 nanti sudah tidak ada pemilu, mesin yang akan mendorongnya tidak akan sekuat di 2024," ujarnya.
Ia turut menuturkan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2025 akan bergantung pada program utama yang dimiliki Presiden Prabowo Subianto terkait Makan Bergizi Gratis (MBG) dan 3 juta rumah.
"Dengan pemotongan anggaran besar-besaran, jika ingin berbicara engine pertumbuhan ekonomi 2025 yang tidak bergantung pada pemilu, ini akan bergantung pada keberhasilan program yang akan dieksusi prabowo, seperti program Makan Bergizi Gratis dan 3 juta rumah," tuturnya.
Menurut Bambang, jika program utama tersebut dieksekusi dengan baik, pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat serta dapat menjadi upaya pemerataan.
"Jika eksekusinya lebih baik, akan muncul dampak yang tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjadi upaya pemerataan dari kondisi ekonomi," ucapnya.
Program MBG dinilai dapat menggerakan sektor ekonomi lokal dengan melibatkan banyak pihak.
"Program makan bergizi gratis bisa menggerakan ekonomi lokal, melibatkan bahan makanan lokal dan juga provider lokal," katanya.
Di sisi lain, program 3 juta rumah juga nilai memiliki dampak paling besar serta dapat membantu sektor properti dan bangunan yang turut menggerakan pertumbuhan ekonomi paling tinggi.
"Seperti sektor properti dan bangunan yang memiliki dampak paling besar, sektor yang memberikan dampak dana paling besar dan menggerakan pertumbuhan ekonomi paling tinggi. Sektor ini juga banyak turut melibatkan sektor lain sehingga pemerataan ekonomi dapat menyebar," pungkasnya.
(Taufik Fajar)