Perluas Program Tanam Padi, RI Komitmen Wujudkan Food Security

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Kamis 06 Februari 2025 16:45 WIB
RI Wujudkan Food Security (Foto: Bulog)
Share :

JAKARTA -  Program tanam padi Perkebunan Nusantara diperluas. Perluasan program yang didukung penuh Kementerian BUMN melalui kolaborasi strategis bersama Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, serta Institut Pertanian Bogor (IPB University) tersebut merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional sesuai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa mengatakan, swasembada pangan merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang terus diakselerasi melalui program 100 hari pemerintah. Dia mengatakan telah menjadi kewajiban bagi PTPN IV PalmCo yang sejak awal menjadi inisiator penanaman padi Gogo di sela-sela areal peremajaan sawit agar terus diperluas.

“Sejalan dengan arahan Holding Perkebunan dan Kementerian BUMN selaku pemegang saham, PTPN IV PalmCo berkomitmen mendukung program dimaksud, di antaranya melalui penanaman padi gogo dengan pola intercropping di lahan tanam ulang sawit rakyat,” kata dia dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (6/2/2025).

“Ini merupakan kelanjutan dari pelaksanaan program Tanam Padi (Tampan) PTPN, di lahan PSR mitra binaan perusahaan yang telah dimulai sejak akhir November lalu di Siak, Riau,” lanjut Jatmiko.

1. Program Tanam Padi

Di Jambi, program ini dilaksanakan di KUD Dwi Jaya yang kini tengah melaksanakan peremajaan sawit renta seluas 140,62 hektare. Untuk tahap awal, program Tanam Padi di KUD tersebut berlangsung di areal seluas lima hektare.

PTPN IV sendiri sejak awal telah menjalin komunikasi dan memberikan pendampingan penuh hingga program tersebut dapat terlaksana dengan baik. Mulai dari penyiapan areal, penyediaan bibit dan peralatan mekanisasi, hingga penyelesaian dokumen penetapan calon petani calon lokasi (CPCL) ke instansi terkait.

Pihaknya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah provinsi dan kabupaten yang telah mendorong dan memberikan dukungan penuh terkait program ini sehingga mampu berjalan secara optimal.

“Adapun dukungan mendasar seperti skema pembiayaan yang masih menjadi pekerjaan rumah kita bersama, hingga hal-hal teknis lain seperti pengurusan CPCL dan sebagainya, kami yakini akan dapat kita selesaikan dengan baik dalam waktu dekat, sehingga penyebarluasan program ini sendiri di lahan PSR dalam memenuhi alokasi lahan yang diharapkan pak Presiden, bisa kita percepat dalam tempo singkat,” ujarnya.

2. Optimalisasi Areal dan Pendapatan Petani PSR

Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa menjelaskan bahwa petani akan mendapatkan tambahan pendapatan jelang masa panen sawit mereka. Pendapatan itu dihasilkan dari potensi tiga kali panen dari tanaman padi Gogo yang ditanam
secara intercropping di sela-sela tanaman sawit muda.

Berdasarkan program serupa dengan kondisi geografis yang sama di Riau, diproyeksikan areal intercropping tersebut mampu menghasilkan 20 ton gabah kering untuk satu tahun menjelang sawit mulai menghasilkan tandan buah segar.

“Insya Allah, rekan-rekan petani, selain fokus utama kita adalah untuk membantu penguatan ketahanan pangan, juga akan mendapatkan penghasilan tambahan yang signifikan. Namun, kita tetap mohon dukungannya agar sama-sama menjaga padi dan sawit tumbuh subur dan baik, seperti yang kita laksanakan di Siak, Riau," katanya.

 



3. Dukung Ketahanan Pangan

Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa memaparkan, program yang berhasil membuat petani sawit kian tersenyum bangga karena dilibatkan menjadi bagian dari penguatan ketahanan pangan nasional tersebut akan terus diperluas. Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Pertanian, total perkebunan sawit rakyat di Indonesia mencapai 6,94 juta hektare di seluruh Indonesia. 40 persen di antaranya atau sekira 2,8 juta hektare telah memasuki fase tanaman tua dan harus segera diremajakan.

“Dari 2,8 juta sawit yang memasuki usia renta di Indonesia, terdapat potensi PSR nasional seluas 400 ribu hektare per tahun. Dari angka tersebut, PTPN diharapkan dapat berkontribusi sebesar 40 ribu hektare per tahun. Artinya, terdapat potensi program intercropping seluas 206 ribu hektare selama lima tahun mendatang,” papar Jatmiko.

Sementara jika luasan areal tanam padi selama lima tahun mendatang dapat terwujudkan, ia mengatakan petani PSR yang menanam padi intercropping sawit berpeluang menghasilkan sedikitnya setengah juta ton gabah atau 258.491 ton padi untuk masyarakat Indonesia.

“Yang sebelumnya lahan PSR pada masa TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) 1 dan 2 yang berstatus idle, dapat dimanfaatkan guna menanam padi gogo selama dua tahun pertama. Ini menjadi peluang besar untuk mendukung swasembada pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” ulasnya.


Sementara itu, Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Kementerian Pertanian, Ardi Praptono mengatakan, bahwa kegiatan penanaman padi gogo merupakan wujud nyata atas sinergi bersama dengan semua pihak. Kegiatan ini, kata dia, mendukung program Swasembada pangan yang harus dicapai secepat-cepatnya sesuai arahan Presiden Indonesia.

“Kami mendukung penuh apa yang dilakukan ini. Saya kira ini, juga perlu didukung oleh petani pekebun. Di mana, ini akan memberikan manfaat kesejahteraan,” ujarnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya