BALI - Kementerian Pertanian (Kementan) meminta pelaku industri sawit meningkatkan produktivitas tanpa menambah lahan baru. Pelaku industri juga diminta menjaga keberlanjutan dalam menambah produktivitas tersebut.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan, Indonesia mesti memperkuat posisi sebagai penyedia sawit dunia. Dari 100% kelapa sawit yang ada di dunia, 58% bersumber dari Indonesia.
"Kita yang terbesar kontribusinya, sehingga ini tentu saja menguatkan posisi kita. Dan dari pemerintah, kita sangat menekankan bagaimana peningkatan produktivitas itu kami inginkan," ujarnya, dalam Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan (International Conference of Oil Palm and Environment/ICOPE), di Bali Beach Convention, Rabu (12/2/2025).
Menurutnya, kelapa sawit dapat digunakan untuk banyak hal. Mulai dari makanan, bahan baku industri dan sumber energi terbarukan.
"Sekarang ini sudah B40 ya, di bulan Januari-Februari ini jalan. Memang rencananya semakin lama dan semakin ditingkatkan, supaya ketergantungan energi kita dari fosil yang kita impor dari luar semakin berkurang," ujarnya.
Sudaryono mengatakan, ada dua cara menambah produktivitas kelapa sawit tanpa menambah lahan baru. Pertama, intensifikasi dengan input bibit yang baik, treatment pohon yang benar, dosis pupuk yang tepat dan lainnya.
"Di semua komoditi pertanian, beras, jagung, dan termasuk palm oil, kita sangat menekankan khususnya yang paling cepat itu adalah intensifikasi. Nah ini penting, karena dengan produktivitas intensifikasi yang naik, selain produksi nasional kita bertambah jadi lebih besar, perusahaan kelapa sawitnya juga tambah baik, jangan lupa juga kesejahteraan petani juga tambah baik. Artinya tanahnya sama, effortnya sama, capainya sama, tapi hasilnya lebih baik," ujarnya.