JAKARTA - Teknologi pembayaran digital mendorong pelaku UMKM beralih ke transaksi non-tunai, salah satunya melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Layanan ini menawarkan kemudahan dan keamanan bagi pelaku usaha.
VP Pengembangan Solusi Kerja Sama & Transaksi Perbankan BCA, Liyanni Lie, menyebutkan jumlah merchant BCA yang menggunakan QRIS telah mencapai 275 ribu, 60% di antaranya merupakan UMKM sektor makanan dan minuman.
"Kami mencatat kenaikan dua kali lipat, khususnya di sektor UMKM makanan dan minuman yang menggunakan QRIS. Hal ini karena transaksi dengan QRIS lebih mudah, praktis, dan terhindar dari risiko uang palsu," tutur Liyanni dalam acara Mini Studio BCA Expoversary, Jumat (21/2/2025).
Pendaftaran QRIS bagi merchant kini lebih cepat, dengan proses satu hari kerja dan pengiriman mesin EDC dalam dua hari. BCA juga menyediakan layanan pelanggan 24 jam untuk mengatasi kendala transaksi.
Selain itu, QRIS membantu meminimalkan kesalahan penghitungan, terutama saat toko ramai, karena sistem otomatis menghitung nominal dan mencatat transaksi secara digital.
Sebagai bagian dari pengembangan teknologi, Bank Indonesia berencana meluncurkan sistem QRIS Tap pada Maret 2025. Sistem ini memungkinkan pengguna melakukan pembayaran hanya dengan menempelkan ponsel di mesin pemindai, mirip seperti kartu tap untuk transportasi umum.
Meski penerapan QRIS terus meluas, tantangan infrastruktur di wilayah timur Indonesia masih menjadi perhatian. Namun, upaya untuk memperkuat jaringan terus dilakukan demi memastikan inklusi keuangan yang merata di seluruh Nusantara.
Dengan meningkatnya adopsi QRIS, diharapkan pelaku UMKM dapat lebih berkembang di era digital dan menjangkau pasar yang lebih luas. Digitalisasi ini tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)