JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut Pertamina Group punya mekanismenya sendiri dalam menyelesaikan persoalan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di Pertamina dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023.
Pernyataan itu sekaligus merespons usulan Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam, dari fraksi PDIP agar PT Pertamina (Persero) membagikan Pertamax gratis, sebagai bentuk permintaan maaf perseroan kepada masyarakat.
“Tentukan mekanisme yang ada di pemerintahan, di DPR, maupun di Pertamina tentukan ada mekanisme sendiri. Tentu semua juga perlu kajian,” ujar Erick di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (12/3/2025).
Dia mengatakan, perbaikan administrasi di Pertamina memang harus dilakukan. Namun, hal itu tak bisa dicampurkan dengan penanganan dari dampak proses hukum yang saat ini berlangsung.
“Yang pasti yang selalu disampaikan oleh Pak Presiden Prabowo, yang namanya kasus korupsi itu kan harus ditindaklanjuti dan kami mendukung. Yang kami terus jaga selama ini, bagaimana tentu kasus korupsi itu dan korporasi jangan hanya dilihat menjadi satu kesatuan,” paparnya.
Erick mencontohkan, kasus korupsi yang pernah terjadi di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Dalam proses hukum di Garuda berlangsung, Kementerian BUMN mendorong transformasi perusahaan secara terpisah.
Menurutnya hal itu berhasil dengan bukti perusahaan bisa menambah armada pesawatnya saat ini.
“Ingat kasus Garuda, kan kalau Garuda itu gagal restrukturisasi, akhirnya kita juga enggak punya pesawat sekarang. Nah implikasinya kembali, kalau jumlah pesawatnya kurang, harga tiketnya akan mahal,” beber dia.
Oleh sebab itu, dia menekankan proses perbaikan di tubuh BUMN harus tetap berjalan, meski ada proses hukum yang berlangsung.
“Nah ini yang kita jaga bersama-sama, supaya peran daripada korporasi itu tetap berjalan, apakah ada perbaikan administrasi ya harus, memang itu tergantung. Tapi jangan sampai tadi hal ini justru menghambat daripada restrukturisasi korporasi itu, atau perbaikan-perbaikan dari korporasi sendiri,” ucap Erick.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)