JAKARTA - Digitalisasi semakin mengubah lanskap keuangan di Indonesia. Seiring meningkatnya penetrasi ponsel dan internet, pola konsumsi masyarakat dalam menggunakan layanan keuangan juga mengalami pergeseran signifikan.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda menyoroti tantangan ekonomi Indonesia yang mengalami stagnasi atau mandeg. Menurutnya, digitalisasi dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui sektor keuangan digital.
“Kita menghadapi pertumbuhan ekonomi yang kian berat. Secara tabungan, kita terakhir berada di angka 5,2%. Selain itu, kita juga menghadapi penurunan kelas menengah,” ujar Nailul dalam Media Briefing Amar Bank, Kamis (20/3/2025).
Namun, dengan semakin meningkatnya jumlah pengguna ponsel dan penetrasi internet, ekonomi digital berpotensi menjadi daya dobrak bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tren ini tidak hanya terjadi di sektor perdagangan dan transportasi, tetapi juga merambah ke sektor keuangan.
Data menunjukkan bahwa masyarakat kini mulai meninggalkan layanan keuangan yang bersifat tatap muka. “Mereka jarang ke kantor cabang, jarang menghubungi contact center, semakin jarang juga menggunakan ATM, dan lebih banyak mengandalkan mobile banking serta aplikasi keuangan digital,” jelas Nailul.