JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani optimistis dengan target pertumbuhan ekonomi Indonesia antara 5,2% hingga 5,8%. Namun demikan, Bendahara Negara ini mengungkapkan efisiensi anggaran masih tetap dilakukan pada tahun depan.
Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 dirancang strategi untuk memperkuat kemandirian ekonomi dan sosial, serta mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.
Berikut fakta-fakta menarik terkait asumsi makro, pertumbuhan ekonomi hingga efisiensi anggaran di 2026, Minggu (25/5/2025):
- Pertumbuhan ekonomi 2026 diproyeksikan antara 5,2% - 5,8%
- Pendapatan Negara diproyeksikan mencapai 11,71% - 12,22% dari PDB
- Belanja Negara diproyeksikan sebesar 14,19% - 14,75% dari PDB
- Pembiayaan dilakukan secara inovatif, pruden dan berkelanjutan dengan defisit APBN ditargetkan pada rentang 2,48% - 2,53% dari PDB,
- Inflasi 1,5% - 3,5%
- Suku bunga SBN 10 tahun 6,6% - 7,2%
- Nilai tukar Rupiah Rp16.500 - Rp16.900 per dolar AS
- Tingkat kemiskinan ekstrem ditargetkan 0%
- Tingkat kemiskinan 6,5% - 7,5%
- Tingkat pengangguran terbuka 4,44% - 4,96%
- Rasio Gini 0,377 - 0,380,
- Indeks Modal Manusia 0,57
Adapun delapan strategi untuk menjaga perekonomian 2026 mencakup: Ketahanan Pangan, Ketahanan Energi, Program Makan Bergizi Gratis, Program Pendidikan, Program Kesehatan, Pembangunan Desa Koperasi dan UMKM, Pertahanan Semesta, serta Akselerasi Investasi dan Perdagangan.