JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dan resmi diluncurkan pada 6 Januari 2025, memiliki potensi besar untuk mencapai tujuan multidimensi. Program ini tidak hanya berupaya meningkatkan kualitas gizi anak-anak, tetapi juga memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede menyoroti bahwa efektivitas program ini sangat bergantung pada pendekatan terintegrasi yang mampu menyelaraskan berbagai aspek tersebut secara simultan.
"Prioritas utama sebaiknya ditekankan pada peningkatan kualitas gizi anak sebagai dasar kesehatan dan produktivitas jangka panjang, sekaligus memberdayakan UMKM lokal melalui penyediaan bahan baku dan makanan bergizi yang diproduksi secara lokal," ujar Josua kepada MNC Portal, Rabu (18/6/2025).
Ia menambahkan, hal ini tidak hanya mendorong kemandirian ekonomi komunitas, tetapi juga memperkuat rantai pasok untuk program MBG, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah.
Program MBG berada di bawah pengelolaan Badan Gizi Nasional (BGN) dan merupakan salah satu program andalan serta termasuk dalam 8 program hasil terbaik cepat pemerintahan Prabowo Subianto untuk membangun sumber daya manusia (SDM) unggul sebagai fondasi Indonesia Emas 2045. Indonesia menjadi negara ke-8 di Asia Tenggara yang mengimplementasikan program serupa.
Dalam APBN 2025, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp71 triliun untuk mendanai program MBG dengan target 19,47 juta penerima manfaat. Program ini menyasar peserta didik mulai dari jenjang PAUD hingga SMA/sederajat, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.