JAKARTA – Serapan anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) baru mencapai Rp5,5 triliun hingga akhir Juni 2025. Angka ini tergolong rendah jika dibandingkan dengan total anggaran yang dialokasikan, yakni sebesar Rp121 triliun.
Staf Khusus Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Redy Hendra Gunawan menjelaskan, tantangan dalam hal ketersediaan infrastruktur menjadi salah satu kendala yang menghambat kelancaran pelaksanaan program MBG, serta memengaruhi jumlah penerima manfaat yang dapat dijangkau.
"Kecepatan ketersediaan infrastruktur itu akan sangat memengaruhi penyerapan anggaran dan jumlah penerima manfaat yang akan menerima program ini," ungkapnya, Senin (30/6/2025).
Meski demikian, pemerintah memastikan bahwa pelaksanaan program MBG tetap berjalan sesuai rencana dan target yang telah ditetapkan sejak awal tahun. Hingga akhir Juni ini, sudah terdapat 1.861 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi, dari target 1.994 unit.
Lebih lanjut, Redy mengklaim bahwa BGN juga menargetkan pembentukan 8.000 satuan pelayanan pada bulan Agustus mendatang. Saat ini, proses verifikasi terhadap mitra yang bersedia mendukung penyediaan layanan gizi tengah berlangsung.
"Artinya, dalam tahapan yang sudah dibuat oleh Badan Gizi Nasional, walaupun kami menghadapi tantangan berupa infrastruktur, akan tetapi secara tahapan, Badan Gizi Nasional sampai hari ini masih on the track," ujar Redy.
"Dan kami secara reguler juga menyampaikan kepada Pak Presiden bahwa target per bulan yang sudah ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional, insya Allah akan tercapai sesuai dengan target," pungkasnya.
(Feby Novalius)