Revisi Asumsi Makro 2025 Disepakati, Pertumbuhan Ekonomi Jadi 4,7 Persen 

Anggie Ariesta, Jurnalis
Kamis 03 Juli 2025 23:16 WIB
Menkeu Sri Mulyani (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Pemerintah bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RItelah resmi menyepakati asumsi makro ekonomi Indonesia untuk semester II tahun 2025. Kesepakatan ini dicapai dalam rapat kerja yang dipimpin oleh Ketua Banggar Said Abdullah, bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada Kamis (3/7/2025).

Dalam rapat tersebut, Ketua Banggar DPR Said Abdullah meminta persetujuan kepada seluruh anggota Banggar DPR RI.

"Mohon izin minta persetujuan dari bapak ibu sekalian apakah kesimpulan yang disampaikan pimpinan disetujui?" tanyanya, yang disambut dengan jawaban serentak "Setuju!" dari para anggota Banggar.

1. APBN 2025 Menantang

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan rasa terima kasih kepada DPR RI atas pendampingan dalam laporan semester I yang berjalan konstruktif dan positif.

"Bapak-Ibu sekalian dengan memperhatikan pelaksanaan APBN 2025 yang masih berjalan, kami akan terus menjaga secara hati-hati APBN 2025," kata Sri Mulyani.

Dia menambahkan pelaksanaan APBN 2025 sangat menantang karena lingkungan yang berubah dinamis serta adanya prioritas-prioritas baru dari Presiden Prabowo yang bertujuan meningkatkan kinerja ekonomi dan ketahanan negara.

 

Banggar DPR memutuskan untuk menyepakati usulan terkait beberapa asumsi makro seperti Pertumbuhan Ekonomi dipatok di kisaran 4,7 persen hingga 5 persen. Kemudian inflasi ditetapkan di kisaran yang lebih tinggi, yakni 2,2 persen hingga 2,6 persen.

2. Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar Rupiah diasumsikan berada pada level Rp16.300 hingga Rp16.800 per dolar AS untuk semester II-2025. Target ini ditetapkan lebih tinggi dari asumsi APBN awal sebesar Rp16.000 per dolar AS.

Selanjutnya Harga Minyak (ICP) dengan realisasi rata-rata harga minyak diperkirakan di kisaran USD66−USD94 per barel pada semester II 2025. 

Untuk outlook sepanjang tahun 2025, pemerintah mematok harga minyak masih dalam jangkauan APBN sekitar USD68-82 per barel, dengan batas atas ini masih sesuai asumsi makro dalam APBN 2025.

Kemudian lifting minyak diperkirakan sebesar 593-597 ribu barel per hari (bph) pada semester II nanti. 

Pemerintah menyebutkan peningkatan ini karena tambahan dari Banyu Urip, meskipun proyeksi semester II ini masih lebih rendah dari target APBN 2025, yaitu 605 ribu bph.

Terakhir ada lifting gas yang diproyeksikan sebesar 976-980 ribu Barel Setara Minyak per Hari (rbsmph) di semester kedua. Angka ini masih di bawah target awal APBN 2025 yang sebesar 1,05 juta bsmph.

Kesepakatan asumsi makro ini menjadi pedoman penting bagi pemerintah dalam menyusun dan mengimplementasikan kebijakan fiskal di paruh kedua tahun 2025, sembari terus mewaspadai dinamika ekonomi global.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya