Strategi Keuangan Cerdas bagi WNI yang Kerja di Luar Negeri, Gaji Tak Langsung Ludes

Najma Aulia Taufik, Jurnalis
Senin 14 Juli 2025 16:05 WIB
Strategi cerdas sebagai pekerja migran Indonesia perlu dikuasai agar bisa sukses membangun karier di luar negeri. (Foto: Okezone.com/Freepik)
Share :

JAKARTA – Fenomena warga negara Indonesia (WNI) yang memilih mencari pekerjaan ke luar negeri menjadi sorotan publik. Hal ini dinilai mencerminkan sulitnya mendapatkan pekerjaan di dalam negeri.

Namun, pemerintah membantah anggapan tersebut. Mereka menyatakan bahwa selama periode Februari 2024 hingga Februari 2025, tercipta sekitar 3,6 juta lapangan kerja baru di Indonesia.

Terlepas dari benar atau tidaknya fenomena ini, WNI yang berencana bekerja ke luar negeri tetap perlu memahami beberapa hal penting yang harus dipersiapkan.

Strategi cerdas sebagai pekerja migran Indonesia perlu dikuasai agar bisa sukses membangun karier di luar negeri.

Perencana keuangan Mohamad Andoko mengatakan, bekerja di luar negeri memang memberi peluang penghasilan yang lebih besar, tetapi juga memunculkan tantangan finansial tersendiri. Oleh karena itu, Andoko menyarankan agar pekerja migran memiliki dua rekening.

Satu rekening di negara tempat bekerja, dan satu lagi di Indonesia. Langkah ini membantu memisahkan pengeluaran dan tabungan jangka panjang.

“Kalau mereka transfer ke rekening atas nama orang lain, uang bisa saja dipakai tanpa kontrol. Tapi kalau ditransfer ke rekening pribadi di Indonesia, ibaratnya itu menabung,” jelasnya saat dihubungi Okezone.com, Senin (14/7/2025).

Selain itu, WNI yang nantinya bekerja di luar negeri harus memahami isi kontrak kerja, mulai dari besaran gaji, tunjangan tempat tinggal, hingga fasilitas transportasi. Hal ini dapat membantu pekerja menghitung dengan tepat apakah mereka mengalami surplus atau defisit setiap bulan.

Setelah memahami kontrak kerja tersebut, segera lakukan pembagian pos keuangan yang bijak. Misalnya, 50% untuk kebutuhan pokok, 20–30% untuk keinginan pribadi, dan 10–20% untuk tabungan atau investasi.

"Biaya hidup di negara maju juga menjadi tantangan. Pekerja migran perlu melakukan riset kecil terhadap pengeluaran dasar, serta memanfaatkan subsidi atau diskon dari pemerintah lokal. Kalau tahu biaya hidup di negara tersebut tinggi, jangan ikut-ikutan gaya hidup konsumtif. Jangan sampai gaji besar habis hanya untuk biaya hidup,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO), Hasan Nasbi, menegaskan bahwa bekerja di luar negeri adalah pilihan setiap warga negara Indonesia (WNI). Hal ini menanggapi ramainya perbincangan mengenai anjuran agar WNI mencari kerja ke luar negeri untuk mengurangi angka pengangguran.

Pernyataan tersebut pertama kali disampaikan oleh politisi Abdul Kadir Karding, yang kemudian dibantah oleh dirinya sendiri tidak lama setelahnya.

 

Hasan menekankan bahwa pasar tenaga kerja kini telah menjadi bagian dari pasar global. Sama seperti memilih kuliah, banyak orang tetap memilih belajar ke luar negeri bukan karena kualitas perguruan tinggi dalam negeri rendah, melainkan karena kesempatan di luar negeri dianggap lebih menjanjikan.

"Jadi kita anggap ini memperbanyak opsi. Ya, memperbanyak pilihan-pilihan untuk kuliah, memperbanyak pilihan untuk bekerja. Jadi bukan karena tidak ada pekerjaan di dalam negeri," ujar Hasan.

Hasan juga membeberkan data pemerintah bahwa selama periode Februari 2024 hingga Februari 2025, tercipta sekitar 3,6 juta lapangan kerja baru di Indonesia. Artinya, peluang kerja di dalam negeri tetap tersedia dan terus tumbuh.

"Kalau menurut data sampai Mei 2025, itu sudah tercipta dalam satu tahun terakhir lapangan kerja sebesar 3,6 juta. Februari ke Februari, ya. Jadi Februari 2024 sampai Februari 2025 tercipta sekitar 3,6 juta lapangan kerja. Lapangan kerja di Indonesia ada," kata Hasan.

"Tapi kalau ada pilihan di luar negeri yang menarik, ya nggak apa-apa," tegasnya.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya