Namun kenyataannya, orang yang begitu vokal itu justru terkena OTT KPK. Carut-marut ini membuat pasar semakin apatis terhadap dinamika politik Indonesia.
Situasi semakin panas setelah muncul kabar adanya korban jiwa dalam aksi demonstrasi. Kabar ini mulai ramai sejak Kamis malam, dan menyebabkan eskalasi lanjutan di lapangan.
Selain itu, praktik kolusi dan nepotisme di birokrasi juga menimbulkan kecemburuan sosial, terutama di kalangan profesional yang belum mendapat kesempatan kerja. Hal ini memperlebar ketimpangan dalam pemerintahan Prabowo–Gibran saat ini.
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah di rentang Rp16.490 – Rp16.520 per dolar AS.
(Feby Novalius)