Stok Beras Premium Kosong di Ritel Modern karena Panic Buying? Ini Pengakuan Pramono Anung

Muhammad Refi Sandi, Jurnalis
Rabu 03 September 2025 11:26 WIB
Stok Beras Premium Kosong di Ritel Modern karena Panic Buying? Ini Pengakuan Pramono Anung (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengakui stok beras premium kosong di ritel modern. Namun, dia memastikan stok beras non premium di Jakarta aman hingga akhir bulan Oktober 2025. 

"Yang pertama sebenarnya untuk pangan Jakarta, terutama untuk masyarakat yang umumnya bukan beras premium, itu sampai dengan akhir bulan Oktober tersedia. Bahwa kemudian dalam pantauan ada yang kemudian kelangkaan beras-beras premium, ini memang sekarang sedang kita tangani," ujar Pramono di Balai Kota Jakarta, Rabu (3/9/2025).

Pramono menyebut kelangkaan terjadi akibat panic buying masyarakat sehingga terjadi penimbunan. Dia memastikan kelangkaan stok beras di Jakarta akan segera dinormalkan kembali.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa di, karena ini kan begini, kemarin ada panic buying lah. Ada orang kemudian menimbun. Dan saya minta sekarang segera dinormalkan kembali," ucapnya.

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) buka suara soal fenomena kelangkaan beras premium di pasar tradisional dan modern. Menurut Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, kejadian ini terjadi karena penggilingan padi tengah melakukan penyesuaian agar produk yang disalurkan sesuai dengan standar label beras premium.

“Pasokan beras di pasar tradisional saya melihatnya ada, hanya sedang menyesuaikan. Beberapa pasokan ke ritel modern memang sempat mengalami penurunan, karena teman-teman penggilingan padi ingin comply sesuai dengan informasi yang ada di label,” kata Arief.

 

Arief menjelaskan, beras premium wajib memenuhi syarat tertentu, mulai dari kadar beras pecah maksimal 15%, kadar air 14%, derajat sosoh minimal 95%, dan harga jual Rp14.900 per kilogram. Menurutnya, apabila standar terpenuhi, suplai ke ritel modern maupun pasar tradisional akan kembali lancar.

Arief menambahkan, pemerintah terus bergerak melakukan stabilisasi pangan melalui program intervensi seperti penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Gerakan Pangan Murah (GPM) di pusat dan daerah, hingga penyaluran bantuan pangan beras.
 

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya