“Dengan sistem yang tersentralisasi dan terdigitalisasi, seluruh proses keuangan dapat dijalankan secara lebih transparan dan efisien. Ini akan memperkuat kontrol internal serta memastikan penyaluran santunan dan layanan kepada masyarakat berlangsung tepat waktu,” jelas Dewi.
Sebagai bagian dari program ini, Jasa Raharja juga melaksanakan upskilling dan reskilling bagi pegawai di seluruh wilayah, agar siap beradaptasi dengan sistem keuangan yang baru. Proses perubahan ini diperkuat melalui tahapan change management yang mencakup kegiatan Townhall, sosialisasi, dan bimbingan teknis (Bimtek), melibatkan lebih dari 1.600 insan Jasa Raharja di seluruh Indonesia.
Direktur Keuangan Jasa Raharja, Bayu Rafisukmawan menjelaskan, implementasi sistem ini memberikan dampak signifikan terhadap pengelolaan arus kas dan perencanaan keuangan perusahaan.
“Penerapan sistem sentralisasi memberikan kontrol yang lebih kuat terhadap arus kas perusahaan, serta memastikan perencanaan keuangan berjalan lebih akurat dan efisien. Dengan basis data yang terintegrasi, kami dapat mengambil keputusan keuangan lebih cepat dan tepat, yang pada akhirnya berdampak langsung pada peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat,” ujarnya.
(Feby Novalius)