“Ekonomi digital Indonesia tumbuh pesat, nilainya mencapai 150 miliar dolar AS,” ungkapnya.
Pertumbuhan sektor digital ini, jelasnya, juga tercermin dari melonjaknya bisnis logistik dan pergudangan yang naik delapan persen, atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional. Peningkatan ini memperkuat peran teknologi pembayaran sebagai fondasi ekonomi baru.
Dengan demikian, Airlangga menilai kebijakan QRIS lintas negara merupakan bagian dari upaya pemerintah menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Pemerintah menargetkan ekonomi nasional tumbuh hingga tujuh persen dalam jangka menengah dengan mendorong sektor-sektor inovatif berbasis digital.
(Taufik Fajar)