“Menurut saya, LNSW itu semacam IT intelijen saya. Saya tahu barang masuk apa, barang keluar apa, saya bisa bandingin, melihatnya di satu tempat itu. Sekarang belum sampai sana. Nanti saya akan lihat, mengembangkannya di mana, memperbaikinya,” kata dia.
LNSW saat ini melibatkan banyak instansi, termasuk Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dalam proses integrasi sistem.
Purbaya menegaskan akan terus mendorong perbaikan dan penyempurnaan sistem IT ekspor-impor agar potensi kebocoran, termasuk praktik under-invoicing, dapat diantisipasi sejak dini.
“Nanti yang jelas, saya akan monitor itu, sistem IT ekspor-impor. Sehingga kebocoran seperti under-invoicing yang disebutkan kemarin di beberapa rapat, itu bisa kita address dengan cepat,” tegasnya.
Dengan penguatan sistem LNSW ini, Kementerian Keuangan menargetkan proses ekspor-impor Indonesia dapat berjalan lebih efisien dan akuntabel, sekaligus mendukung iklim perdagangan nasional yang lebih sehat dan kompetitif.
(Feby Novalius)