4. Kinerja Kereta Whoosh
COO Danantara, Dony Oskaria, mengatakan secara operasional, kinerja PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) saat ini sudah menunjukkan hasil positif dan telah terbukti memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Dalam kajian itu ada beberapa opsi. Masing-masing tentu ada plus minusnya. Nah, semua alternatif ini nanti akan kita sajikan dan mana yang terbaik,” kata Dony.
“Tetapi bagi kami, tentu yang paling penting adalah bagaimana kemudian layanannya. Bisa kami pastikan ini terus meningkat. Kemudian operasionalnya sekarang sudah positif, itu yang paling penting,” lanjutnya.
Modernisasi transportasi kereta api Indonesia menunjukkan dua sisi berbeda pada 2025. Di satu sisi, proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Fase 2A mencatat kemajuan signifikan, sementara proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh masih dibayangi beban utang mencapai Rp116 triliun.
Pengamat perkeretaapian nasional, Yomil Ravianda, menilai perbedaan dinamika bisnis antara Whoosh dan MRT Jakarta menunjukkan pentingnya keseimbangan antara perencanaan finansial dan teknis.
“Kompleksitas pembiayaan infrastruktur perkeretaapian tidak hanya terletak pada besaran investasi, tetapi juga pada model bisnis yang realistis serta keberlanjutan operasional,” ujarnya.
(Feby Novalius)