Benarkah Harga 1 Kereta Cepat Whoosh Sama dengan 5 Burj Khalifa? Ini Faktanya

Feby Novalius, Jurnalis
Senin 27 Oktober 2025 21:02 WIB
Benarkah harga 1 Kereta Cepat Whoosh setara dengan 5 Burj Khalifa? ini faktanya. (Foto :Okezone.com/Aldhi Chandra)
Share :

JAKARTA – Benarkah harga 1 Kereta Cepat Whoosh setara dengan 5 Burj Khalifa? ini faktanya.

Pembangunan Kereta Cepat Jakarta–Bandung sepanjang 142 kilometer menelan biaya lebih dari Rp100 triliun. Dengan biaya sebesar itu, Indonesia bisa saja membangun gedung tertinggi di dunia seperti Burj Khalifa hingga lima kali.

Jika dilihat dari nilai investasinya, total biaya proyek Kereta Cepat Whoosh yang membengkak kini mencapai sekitar USD 7,27 miliar atau Rp120 triliun. Sementara pembangunan Burj Khalifa menelan biaya sekitar USD 1,5 miliar, setara dengan Rp21,3 triliun.

Dengan demikian, harga satu Kereta Cepat Whoosh setara dengan pembangunan lima Burj Khalifa.

Berikut Okezone telah rangkum fakta-fakta menarik terkait Kereta Cepat Whoosh dan Burj Khalifa 

1. Gedung Tertinggi Dunia

Bangunan tertinggi di dunia ini pernah menjadi salah satu objek yang ditampilkan dalam film Mission Impossible: Ghost Protocol.

Menjadi kategori bangunan setinggi di dunia dan semewah ini, untuk membangun Burj Khalifa tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Landmark kebanggaan masyarakat Dubai ini dinamakan Burj Khalifa untuk menghormati Sheikh Khalifa ibn Zayed Al Nahyan.

Sejak peresmian pertamanya pada Januari 2010 lalu, Burj Khalifa menjadi bangunan tertinggi di dunia dengan mengalahkan Taipi 101 di Taiwan. Selain itu, Burj Khalifa juga memecahkan rekor dunia lainnya.

Kabarnya bangunan ini menelan biaya pembangunan sebesar USD 1,5 miliar atau setara dengan Rp21,3 triliun.

Dengan biaya sebesar itu, Burj Khalifa dibuat dengan ketinggian 828 meter dengan jumlah 162 lantai di dalamnya. Bangunan megah yang dibuat oleh Adrian Smith dan William F Baker ini menjadi rumah bagi berbagai usaha komersial, residensial, dan perhotelan.

 

2. Kereta Cepat Whoosh

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142 kilometer ini diresmikan pada Oktober 2023 dan menjadi yang pertama di Asia Tenggara. Meski dioperasikan secara komersial, proyek ini masih menghadapi tantangan pembiayaan akibat tingginya biaya konstruksi dan perubahan skema pinjaman sejak tahap awal.

Masalah utama yang mencuat adalah beban utang yang membengkak hingga mencapai sekitar Rp6,9 triliun yang harus ditanggung PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) kepada China Development Bank, selain biaya overrun proyek sekitar USD1,2 miliar atau hampir Rp20 triliun. Total nilai proyek yang membengkak kini mencapai sekitar USD 7,27 miliar atau Rp120 triliun. Pembangunan proyek ini sebagian besar berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB). Sejumlah opsi tengah dikaji, termasuk restrukturisasi pinjaman hingga penguatan modal konsorsium.

Toto berharap, dengan langkah restrukturisasi yang tepat dan dukungan kebijakan kelembagaan yang kuat, proyek kereta cepat ini bisa menjadi model pengelolaan infrastruktur transportasi yang berkelanjutan di masa depan.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya