Adu Biaya Bangun Kereta Cepat Whoosh Indonesia 142 km dengan Kereta Arab 1.500 km, Bak Langit dan Bumi

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Rabu 29 Oktober 2025 22:01 WIB
Adu Biaya Bangun Kereta Cepat Whoosh Indonesia 142 km dengan Kereta Arab 1.500 km, Bak Langit dan Bumi (Foto: KCIC)
Share :

JAKARTA - Adu biaya bangun Kereta Cepat Whoosh Indonesia sepanjang 142 km dengan Kereta Arab 1.500 km, bak langit dan bumi. Saat ini proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh menjadi sorotan usai beban utang yang besar, bahkan disebut sebagai bom waktu.

Pemerintah saat ini mencari cara untuk melunasi utang tersebut tanpa melibatkan APBN. Menurut Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan, sudah ada kesepakatan antara pemerintah dengan China untuk restrukturisasi utang Whoosh menjadi 60 tahun. 

Di sisi lain, Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyebut pembangunan infrastruktur transportasi massal seperti Whoosh didasarkan pada prinsip Social Return on Investment (keuntungan sosial), bukan murni laba.

"Transportasi massal itu bukan diukur dari laba, tetapi dari keuntungan sosial, seperti pengurangan emisi karbon dan peningkatan produktivitas masyarakat," ujar Jokowi.

Tidak hanya beban utang yang besar, kini proyek Kereta Cepat Whoosh menghadapi masalah hukum yakni adanya dugaan mark up proyek Whoosh yang membuat nilai proyek ini bengkak. Bahkan, KPK akan menyelidiki kasus dugaan mark up tersebut. Padahal proyek Whoosh hanya memiliki trase sepanjang 142,3 kilometer (km).

Sementara itu, nilai proyek Kereta Cepat Whoosh dibandingkan dengan rencana pembangunan kereta cepat oleh pemerintah Arab Saudi. 

Pemerintah Arab Saudi berencana untuk membangun kereta cepat sepanjang 1.500 kilometer (km) yang membentang dari Jeddah ke Dammam melalui Riyadh.  

Melansir dari media pemerintah Arab Saudi, Daleel, kereta berkecepatan 200 km per jam tersebut nantinya menghubungkan Laut Merah dengan Teluk Arab.  

Perjalanan antara Riyadh dan Jeddah diperkirakan akan berkurang dari sekitar 12 jam dengan mobil, menjadi kurang dari empat jam dengan kereta api yang ditaksir senilai USD7 miliar atau sekitar Rp116,2 triliun (kurs Rp16.600 per USD). 

Nilai proyek kereta cepat Arab ini hampir serupa dengan proyek Kereta Cepat Whoosh besutan Indonesia. Namun, yang membedakan adalah panjang rel kereta cepat Arab mampu mencapai 1.5000 km dengan nilai investasi Rp116,2 triliun, sementara proyek Whoosh hanya 142,3 km tapi menelan investasi hingga USD7,27 miliar atau setara Rp118,37 triliun.

Dengan kata lain, anggaran yang sama di proyek Whoosh, hanya mampu menjangkau tidak lebih dari 9,5% panjang trase kereta cepat di Arab Saudi tersebut. 

 

Anggaran Kereta Cepat Whoosh

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh merupakan proyek strategis nasional yang digarap sejak 2016 dan resmi beroperasi pada Oktober 2023.

Nilai investasi proyek ini mencapai USD7,27 miliar atau setara Rp118,37 triliun. Angka ini sudah termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar USD1,2 miliar.

Dari total investasi tersebut, sekitar 75% dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB).

Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh digarap di bawah pengelolaan konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Sebanyak 60% konsorsium itu dipegang oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan sisanya dimiliki konsorsium China Railway yang terdiri dari lima perusahaan.

PSBI terdiri dari PT Kereta Api Indonesia yang menguasai saham mayoritas sebesar 58,5%, disusul PT Wijaya Karya 33,4%, PT Jasa Marga 7,1%, dan PT Perkebunan Nusantara VIII sebesar 1,03%.

Pada 2024, PSBI mencatat kerugian sekitar Rp4,2 triliun dan hingga saat ini masih terus berlanjut.

Per semester I-2025, kerugian itu tercatat senilai Rp1,63 triliun. Adapun nilai rugi bersih PSBI yang dikontribusikan ke KAI mencapai Rp951,5 miliar per Juni 2025.

Selain beban utang, ada bunga utang yang harus diselesaikan. Dalam hitungan, besaran sekitar USD120,9 juta atau hampir Rp2 triliun per tahun.

Angka itu berdasarkan bunga tahunan untuk utang pokok sebesar USD6,02 miliar sebesar 2% dan bunga untuk pembengkakan biaya (cost overrun) mencapai 3,4% per tahun.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya