Kiprah Medco Wujudkan Ketahanan Energi di RI

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Rabu 29 Oktober 2025 19:44 WIB
Kiprah Medco Wujudkan Ketahanan Energi di RI (Foto: MedcoEnergi)
Share :

JAKARTA - Mewujudkan ketahanan energi nasional melalui kenaikan produksi minyak dan gas bumi (migas) hingga pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT). Dengan ketahanan energi tercapai akan mendukung target swasembada energi yang masuk ke dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Secara konseptual, swasembada energi mengacu pada kemampuan suatu negara untuk sepenuhnya memenuhi kebutuhan energi tanpa ketergantungan impor. 

Sementara itu, ketahanan energi lebih berfokus pada jaminan ketersediaan energi yang stabil, terjangkau dan berkelanjutan termasuk melalui impor jika diperlukan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, untuk mewujudkan ketahanan energi dibutuhkan kerja sama dari semua pihak. Saat ini, pemerintah melalui BUMN maupun Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya berjibaku meningkatkan produksi migas hingga percepat transisi energi ke EBT untuk mengurangi impor.

Bahlil mengatakan, keberhasilan sektor migas dengan lifting migas melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, yakni di atas 605 ribu barel per hari. Target selanjutnya adalah mencapai produksi 900.000 sampai 1.000.000 barel per hari agar Indonesia bisa mengurangi impor.

"Masih banyak hal yang harus kita tingkatkan. Target kita apa yang diperintahkan oleh Bapak Presiden di 2029-2030 harus mencapai 900.000 sampai 1.000.000 barel per day," ujar Bahlil dalam upacara Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-80, Jumat 24 Oktober 2025.

Strategi MedcoEnergi Wujudkan Ketahanan Energi

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) atau MedcoEnergi menjadi salah satu perusahaan energi nasional yang berkomitmen meningkatkan produksi migas hingga percepatan transisi energi dengan memanfaatkan EBT.

MedcoEnergi telah memperkuat portofolio bisnis migas, mengembangkan energi bersih serta mendukung agenda ketahanan energi nasional. Hal ini sebagai bentuk komitmen untuk menjawab kompleksitas tantangan energi global.

Direktur Utama MedcoEnergi Hilmi Panigoro mengungkapkan strategi perusahaan dalam menjaga pertumbuhan di tengah volatilitas pasar energi global. Strategi utama yang dijalankan adalah memperkuat portofolio migas melalui akuisisi aset produksi, eksplorasi berisiko rendah di sekitar lapangan yang sudah ada, serta melakukan akuisisi anorganik secara terukur di kawasan Asia Tenggara dan Timur Tengah. 

"MedcoEnergi tetap berkomitmen pada efisiensi operasional, pengurangan emisi, dan pengembangan gas sebagai bahan bakar transisi," ujar Hilmi dalam rangkaian diskusi IPA Convex 2025, Rabu 21 Mei 2025.

Prabowo Bangga dengan Proyek Medco

Memasuki usia 45 tahun, MedcoEnergi juga terus membangun kapabilitas di sektor energi rendah karbon, seperti tenaga surya, geotermal dan pertambangan tembaga yang mendukung elektrifikasi. MedcoEnergi juga melakukan studi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage/CCS). 

Dalam lima tahun terakhir, perusahaan telah menjalankan lebih dari 100 inisiatif untuk menurunkan emisi. Hilmi menekankan pentingnya kemampuan beradaptasi menghadapi dinamika industri energi yang cepat berubah. 

"Dalam industri ini, pembelajaran adalah proses yang tidak pernah berhenti. Kita harus terus belajar dan akan terus belajar," kata dia.

Sementara, Direktur & CEO MedcoEnergi Roberto Lorato menegaskan peran strategis sektor hulu dalam mendukung hilirisasi migas nasional. Menurutnya, peningkatan produksi migas domestik dari sektor hulu sangat penting untuk memperkuat sektor hilir. 

"Integritas pasokan hulu yang andal dengan pemrosesan hilir domestik yang efisien akan memastikan ketersediaan energi yang lebih stabil dan terjangkau bagi industri," ujar Roberto. 

Keduanya sepakat bahwa kolaborasi menjadi kunci utama untuk mempercepat langkah menghadapi tantangan energi global. Hilmi menyatakan, setiap peluang bisnis selalu dibicarakan bersama mitra sebagai bagian dari strategi pertumbuhan. 

Roberto menambahkan, kemitraan strategis sangat penting untuk memperkuat sinergi antara sektor hulu dan hilir. Kerja sama adalah landasan utama transisi energi yang andal dan berkelanjutan.

 

Salah satu proyek MedcoEnergi yang membuat Presiden Prabowo Subianto bangga juga telah produksi yakni lapangan migas Forel. Tentu ini akan mewujudkan ketahanan energi nasional.

MedcoEnergi mengumumkan pencapaian lifting minyak perdana dari lapangan migas Forel di South Natuna Sea Block B. Produksi dari lapangan ini telah mencapai 10.000 BOPD dan ditampung di FPSO Marlin Natuna sebelum dikapalkan.

Lapangan Forel sebelumnya telah diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto melalui acara hybrid pada 16 Mei 2025. FPSO Marlin Natuna merupakan proyek konversi kapal tanker pertama yang dikerjakan di Indonesia oleh anak bangsa.

"Keberhasilan lifting minyak perdana ini mencerminkan sinergi yang kuat antara Pemerintah, SKK Migas, dan tim MedcoEnergi," tambah Direktur & Chief Operating Officer MedcoEnergi Ronald Gunawan.

Lapangan Migas Forel

Tidak hanya di dalam negeri, Medco juga mencari sumber energi hingga ke luar negeri. Diketahui, Medco mendapatkan perpanjangan kontrak lapangan minyak di Thailand.

MedcoEnergi melalui anak perusahaannya Medco Energi Thailand (Bualuang) Limited dan Medco Energi Thailand (E&P) Limited menerima persetujuan dari Pemerintah Thailand atas perpanjangan masa produksi Lapangan Minyak Bualuang (Blok B8/38) di Teluk Thailand.

Masa produksi ini diperpanjang hingga 23 Oktober 2035 yang mendukung keberlanjutan operasi serta memperkuat komitmen perseroan di kawasan tersebut.

Rencana pengembangan jangka panjang Medco diarahkan untuk meningkatkan produksi Bualuang dan memaksimalkan nilai aset melalui investasi pada debottlenecking, workover, pengeboran sumur pengembangan, serta eksplorasi di sekitar wilayah kerja.

"Kami menyambut baik perpanjangan ini, yang menegaskan komitmen MedcoEnergi terhadap keunggulan operasional dan pengembangan berkelanjutan di Thailand, sekaligus memperkuat nilai investasi kami," ujar Direktur dan CEO MedcoEnergi Roberto Lorato di Jakarta, 23 Agustus 2025.

 

MedcoEnergi Percepat Transisi Energi dan Turunkan Emisi

Sementara itu, MedcoEnergi juga terus mempercepat pengembangan portofolio energi terbarukan. Energi baru dan terbarukan kini telah berkontribusi 25 persen terhadap total kapasitas terpasang unit bisnis ketenagalistikan, seiring dengan selesainya proyek geotermal Ijen dan PLTS Bali Timur.

Direktur & Chief Administrative Officer MedcoEnergi Amri Siahaan mencontohkan dengan pemasangan PLTS atap di Matak Shorebase, Oyong Wellhead, Bronang Wellhead dan West Belut Wellhead. 

Khusus untuk Matak Shorebase, Medco memasok listrik dengan PLTS atap pada tiga bangunan, yakni airport terminal, wisma belida dan jetty office dengan total kapasitas sekitar 150 kilowatt peak (kWP) dan estimasi penurunan emisi mencapai 101 ton setara CO2.

"Jadi enggak pakai lagi diesel engine dan battery karena kebutuhan mereka enggak terlalu besar kita mampu penuhi dengan solar PV. Jadi kami enggak omon-omon aja. Inilah action-action yang kita lakukan," katanya.

Di sisi lain, MedcoEnergi juga mampu menurunkan emisi melalui percepatan transisi energi. Medco mencatat pencapaian signifikan dalam program optimasi bahan bakar gas melalui berbagai inisiatif di seluruh aset minyak dan gasnya. Capaian ini memperkuat efisiensi operasional, mendukung transisi energi Indonesia, serta berkontribusi pada penurunan emisi. 

Transisi Energi MedcoEnergi

Salah satu inisiatif utama adalah penerapan optimasi mode operasi unit Waste Heat Boiler (WHB) di lapangan Grissik, Blok Corridor, Sumatra Selatan. 

WHB merupakan fasilitas yang memanfaatkan panas dari gas buang proses produksi untuk menghasilkan uap, sehingga proses menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Optimasi ini mampu menurunkan emisi gas buang sekitar 19.000 tCO₂e per tahun. 

Di lapangan Natuna Offshore, MedcoEnergi juga melakukan optimasi mode operasi pada fasilitas Terubuk-Belida dengan melakukan pengaliran produksi tanpa menggunakan kompresor, sehingga menurunkan emisi gas buang sekitar 24.000 tCO₂e per tahun. Untuk aset Onshore, optimasi dilakukan melalui penerapan elektrifikasi, yakni konversi pasokan listrik dari generator berbahan bakar gas ke jaringan listrik bersih PLN, serta optimasi mode operasi.

“Efisiensi penggunaan gas bahan bakar dan pengurangan emisi bukan sekadar target teknis, tetapi merupakan bagian dari peta jalan keberlanjutan jangka panjang MedcoEnergi," ujar Direktur & Chief Operating Officer MedcoEnergi Ronald Gunawan.

Sejak 2022, berbagai inisiatif Medco telah secara kumulatif menurunkan konsumsi bahan bakar gas sekitar 18 MMscfd. Hasil ini mencerminkan komitmen Medco terhadap inovasi berkelanjutan, keunggulan operasional, dan pengembangan energi yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemangku kepentingan sekaligus menurunkan jejak karbon.

Selanjutnya MedcoEnergi akan terus memperkuat agenda keberlanjutan melalui peta jalan jangka menengah dan panjang, termasuk penerapan teknologi baru seperti Organic Rankine Cycle, Steam Turbine Generators, dan sistem penyimpanan energi. Langkah ini menegaskan peran MedcoEnergi sebagai perusahaan energi yang adaptif dan bertanggung jawab, serta berkomitmen terhadap ketahanan energi Indonesia. 

 

SKK Migas Apresiasi Medco

Keberadaan Medco untuk mendukung ketahanan energi di Indonesia juga diapresiasi SKK Migas melalui operasi di South Sumatra Block atau Blok Sumatera Selatan (Blok Sumsel). Blok tersebut dikelola oleh Medco E&P yang merupakan anak usaha MedcoEnergi.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hery Setyadi mengatakan, peran South Sumatra Block sangat krusial dalam menjaga stabilitas pasokan gas nasional.

“Keberhasilan operasi Medco E&P menunjukkan pentingnya kolaborasi SKK Migas dan KKKS dalam menjaga ketahanan energi Indonesia,” katanya saat Okezone mengunjungi lapangan gas tersebut, Senin 20 Oktober 2025.

SKK Migas menegaskan dukungan penuh terhadap strategi berkelanjutan yang dijalankan Medco E&P. "Kolaborasi keduanya diharapkan memperkuat pengelolaan operasi hulu migas yang aman, efisien, dan ramah lingkungan,” katanya.

VP Operation Onshore Asset Medco E&P Indonesia Irfan Eka Wardhana mengatakan, sejak dikembangkan pada 1990-an, South Sumatra Block menopang kebutuhan energi di Sumatera Selatan. Gas dari blok ini memasok PT PLN, PT PGN, PT Pupuk Sriwijaya (Pusri), serta jaringan gas kota di berbagai kabupaten.

“Medco E&P beroperasi dengan standar keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan yang tinggi untuk memastikan pasokan energi nasional tetap andal,” ujar Irfan.

"Kami akan terus mendukung agenda pemerintah dalam menjaga ketahanan energi melalui operasi yang aman dan efisien,” sambungnya.

Medco Paparkan Blok South Sumatra

Saat ini kata Irvan, produksi minyak dari blok ini pada 2024 mencapai 2.320 barel per hari (BOPD) dan gas 53,62 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Kinerja tersebut dicapai melalui pengelolaan 139 sumur aktif yang tersebar di dua area utama, Western Field dan Eastern Field.

Sekadar informasi, MedcoEnergi menargetkan produksi migas sebesar 155.000 hingga 160 barrel oil equilavent per day (MBOEPD) hingga akhir tahun 2025.

Pada sisa tahun 2025, MedcoEnergi akan terus melakukan eksplorasi dan pengembangan, mengoptimalkan aset yang ada, serta berinvestasi dalam proyek energi terbarukan.

Di sisi lain, Medco mencatat laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD37 juta pada semester I-2025. Sementara, pendapatan Medco USD1,13 miliar.

Dari jumlah tersebut, pendapatan kontrak dengan pelanggan menyumbang USD1,11 miliar dan endapatan keuangan menjadi USD23,63 juta. Sementara, dari sisi EBITDA sebesar USD623 juta.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya