Ia menekankan, kondisi pesawat yang tidak beroperasi tidak bisa dibiarkan karena menimbulkan beban ganda: tidak ada pendapatan dan biaya tetap terus berjalan.
"Setiap hari tertunda, lubang yang harus ditutup semakin besar. Prioritas utama adalah segera melakukan maintenance agar pesawat Garuda bisa terbang kembali," tambah Febriany.
Lebih lanjut, Febriany menjelaskan, adanya tambahan dana setelah sebelumnya Garuda menerima Rp6 triliun dilakukan karena kebutuhan Garuda sangat besar. Danantara bersama Garuda Group kini berkomitmen mempercepat proses perawatan agar pesawat-pesawat dapat kembali beroperasi sebelum kondisinya semakin menurun.
"Supaya pesawat-pesawat Garuda segera memenuhi semua requirement maintenance dan bisa terbang. Jika ditunda, tahun depan kondisi pesawat bisa semakin parah. Jadi sebagian besar dana digunakan untuk itu," tandas Febriany.
(Feby Novalius)