Peluncuran Holding UMKM klaster fesyen dan kerajinan tangan dilakukan karena kedua sektor ini merupakan kekuatan utama industri kreatif Indonesia. Sektor fesyen berkontribusi sebesar Rp249,67 triliun terhadap PDB dan mencatat nilai ekspor Rp238,37 triliun pada 2024.
Sementara itu, industri kerajinan tangan yang terdiri dari lebih dari 700 ribu unit usaha menghasilkan ekspor sekitar Rp11,03 triliun. Permintaan yang terus meningkat menjadi alasan perlunya penguatan ekosistem agar produk lokal mampu bersaing di pasar global.
PT Lurik Prasojo dan CV Agil Craft Indonesia ditunjuk sebagai operator Holding UMKM sektor fesyen dan kerajinan tangan. Kedua perusahaan dinilai memiliki kemampuan mengagregasi pelaku mikro dan kecil, menjalankan fungsi inkubasi, menjaga kesinambungan pemasaran, serta memfasilitasi akses pembiayaan dalam ekosistem kreatif.
Selain itu, PT Lurik Prasojo berkomitmen melestarikan wastra nusantara, khususnya lurik, sebagai kekayaan budaya bangsa, sekaligus memberdayakan masyarakat dengan melibatkan lebih dari 250 perajin perempuan dan 66 tenaga kerja tetap.
Di sisi lain, CV Agil Craft Indonesia membangun ekosistem handicraft atau kerajinan tangan bersama 150 perajin. Sebanyak 95 persen produknya telah diekspor ke Jepang, Argentina, Belanda, Jerman, Portugal, Prancis, Norwegia, Maroko, dan Afrika Selatan, sementara 5 persen lainnya dipasarkan di dalam negeri.