JAKARTA - Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dinilai sebagai tonggak penting menuju kemandirian energi nasional. Proyek RDMP Balikpapan akan diresmikan pada 17 Desember 2025
Ketua Komisi XII DPR Bambang Patijaya mengatakan, RDMP merupakan wujud nyata ikhtiar pemerintah bersama Pertamina dalam memperkuat ketahanan energi melalui peningkatan kapasitas kilang serta pengurangan ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM).
Menurut Bambang, Pertamina sebagai operator yang ditugaskan pemerintah telah menjalankan mandat strategis untuk memastikan Indonesia memiliki infrastruktur pemrosesan minyak yang memadai.
Penambahan kapasitas kilang Balikpapan sebesar 100 ribu barel per hari (bph) yang semula 260 ribu bph menjadi 360 ribu bph disebut sebagai langkah besar yang langsung berdampak pada penurunan impor berbagai jenis produk BBM. Dengan peningkatan ini, RDMP Balikpapan akan menjadi proyek kilang terbesar di Indonesia.
"RDMP ini jelas merupakan bagian dari ikhtiar menuju kemandirian energi. Dengan kapasitas yang meningkat, impor akan berkurang dan kemampuan kita memenuhi kebutuhan domestik juga semakin kuat,” ujar Bambang kepada di Jakarta, Senin (1/12/2025).
Selain kapasitas yang meningkat, RDMP Balikpapan juga berperan penting dalam menghasilkan produk BBM dengan standar Euro V. Bambang menegaskan kemampuan menghasilkan bahan bakar rendah sulfur akan meningkatkan kualitas lingkungan, menekan polusi, serta membawa Indonesia sejajar dengan standar energi global.
“RDMP akan menciptakan produk-produk berstandar Euro V yang lebih bersih dan low sulfur. Ini bukan sekadar peningkatan kilang, tetapi transformasi menuju kualitas energi yang lebih baik,” ungkapnya.
Bambang juga menyoroti sinergi RDMP dengan kebijakan nasional pengembangan bioenergi, khususnya program bioethanol (B50) dan rencana penerapan ethanol atau E10. Menurutnya, kombinasi antara peningkatan kapasitas kilang dan diversifikasi energi berbasis biomassa akan memperkuat posisi Indonesia dalam mengurangi ketergantungan pada impor sekaligus mendukung transisi energi berkelanjutan.
“Dengan kapasitas RDMP yang lebih besar ditambah kebijakan bioethanol B50 dan rencana E10, impor BBM akan menurun signifikan. Ini strategi komprehensif menuju kemandirian energi,” ujarnya.
Dia juga menegaskan kesiapan Pertamina mengoperasikan kilang Balikpapan pada Desember 2025 menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menjalankan mandat strategis negara. RDMP yang telah melewati serangkaian uji operasi menyuluruh diyakini mampu meningkatkan produksi dan efisiensi, sekaligus memberikan dampak ekonomi yang signifikan baik regional maupun nasional.
Dia menambahkan kehadiran RDMP Balikpapan bukan hanya penguatan infrastruktur energi, tetapi juga menciptakan multiplier effect seperti penyerapan tenaga kerja lokal, tumbuhnya industri pendukung, dan peningkatan pendapatan daerah. Menurutnya, keberhasilan proyek ini menjadi bukti bahwa investasi jangka panjang dalam sektor hulu dan hilir migas masih sangat strategis bagi Indonesia.
“Pertamina sudah siap mengoperasikan RDMP. Ini langkah konkret dalam mewujudkan mimpi besar kemandirian energi nasional,” tegas Bambang.
RDMP Balikpapan, yang merupakan salah satu proyek strategis nasional, diharapkan mampu memperkuat pasokan BBM domestik, meningkatkan nilai tambah komoditas migas, dan menjadi fondasi penting bagi masa depan energi Indonesia.
(Dani Jumadil Akhir)