Kaleidoskop 2025: Dari Penjarahan hingga Pamitnya Sri Mulyani

Feby Novalius, Jurnalis
Selasa 30 Desember 2025 08:05 WIB
Tahun 2025 menjadi salah satu periode paling bergejolak dalam perjalanan karier Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Okezone.com/Kemenkeu)
Share :

JAKARTA – Tahun 2025 menjadi salah satu periode paling bergejolak dalam perjalanan karier Sri Mulyani Indrawati. Setelah hampir satu dekade mengawal keuangan negara, Sri Mulyani secara mengejutkan mengakhiri masa jabatannya sebagai Menteri Keuangan pada Selasa, 9 September 2025. Tongkat estafet kepemimpinan Kementerian Keuangan pun diserahkan kepada Purbaya Yudhi Sadewa.

Pergantian ini terjadi di tengah situasi politik yang memanas. Bahkan, Sri Mulyani sempat menjadi sasaran insiden penjarahan di rumah pribadinya. Namun, alih-alih larut dalam amarah, ia justru menyampaikan pesan menenangkan kepada publik bahwa demokrasi harus tetap dijalankan tanpa anarki, dengan etika dan moralitas sebagai pijakan utama perjuangan bangsa.

Rumah Sri Mulyani Dijarah Dua Kali dalam Semalam

Isu pengunduran diri Sri Mulyani semakin menguat setelah peristiwa penjarahan yang terjadi pada Minggu, 31 Agustus 2025. Rumah miliknya di Jalan Mandar, Bintaro Sektor III, Tangerang Selatan, menjadi sasaran orang tak dikenal.

Penjarahan tersebut tidak terjadi sekali. Gelombang pertama berlangsung sekitar pukul 00.30 WIB, disusul gelombang kedua sekitar pukul 03.30 WIB. Berdasarkan rekaman video yang beredar di media sosial, tampak sekelompok massa masuk ke dalam rumah dan membawa sejumlah barang dari kediaman tersebut.

Peristiwa itu memicu spekulasi luas bahwa Sri Mulyani akan mundur dari jabatannya.

Airlangga Bantah Isu Pengunduran Diri

Meski demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berupaya meredam kekhawatiran pasar dan publik. Ia menegaskan bahwa Sri Mulyani tidak akan mundur.

“Tidak, tidak (tidak mundur),” kata Airlangga kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (31/8/2025).

Airlangga juga memastikan Sri Mulyani tetap menghadiri Sidang Kabinet yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto.
“Ada, ada tadi ibu ada di dalam ikut rapat,” ujarnya.

Sri Mulyani Tetap Bekerja dan Sampaikan Pesan Demokrasi

Pada hari yang sama, Sri Mulyani masih menjalankan tugasnya sebagai Menteri Keuangan. Ia menyampaikan bahwa pemerintah tetap membuka ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan kritik.

“Pemerintah menghormati dan mendengar penyampaian aspirasi, kritik, dan masukan masyarakat untuk terus melakukan perbaikan dan koreksi dengan tetap menjaga semangat gotong royong dan persatuan,” tulis Sri Mulyani melalui akun Instagram pribadinya, Senin (1/9/2025).

Ia menegaskan bahwa perbedaan pandangan adalah hal wajar dalam demokrasi. Namun, proses membangun Indonesia sesuai amanat UUD 1945 membutuhkan pemerintahan yang bersih dari korupsi serta menjaga persatuan dan stabilitas nasional.

Tetap Ambil Kebijakan Strategis Rp16 Triliun

Tanda-tanda Sri Mulyani mundur sempat meredup. Ia masih mengambil keputusan strategis dengan mengalokasikan Rp16 triliun dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) APBN 2025 untuk mendukung pembiayaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih melalui bank-bank yang ditunjuk pemerintah.

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 63 Tahun 2025 yang berlaku sejak 1 September 2025, sebagai tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025.

“Untuk memberikan dukungan kepada bank yang menyalurkan pinjaman kepada KKMP dan/atau KDMP, pemerintah menggunakan SAL untuk penempatan dana pada bank,” bunyi Pasal 2 Ayat 2 PMK tersebut.

 

Menghilang dari Publik: 2–7 September 2025

Namun setelah 2 September hingga 7 September 2025, Sri Mulyani nyaris tak terdengar lagi di ruang publik. Tidak ada pernyataan resmi, unggahan media sosial, maupun kehadiran terbuka yang biasanya menjadi ciri khasnya.

Ketiadaan kabar ini kembali memantik spekulasi, hingga akhirnya terjawab keesokan harinya.

Resmi Diganti Purbaya Yudhi Sadewa

Pada 8 September 2025, Presiden Prabowo Subianto secara resmi mengganti Sri Mulyani Indrawati dengan Purbaya Yudhi Sadewa. Presiden menyebut reshuffle ini dilakukan untuk memperkuat kinerja kabinet dalam menghadapi tantangan pemerintahan ke depan.

Pro dan Kontra Pergantian Menteri Keuangan

Pergantian Sri Mulyani menuai beragam respons. Ekonom senior INDEF, Fadhil Hasan, menilai reshuffle ini berisiko memicu reaksi negatif pasar dan investor.

“Yang harus dihindarkan adalah persepsi bahwa digantinya SMI karena peristiwa penjarahan rumahnya atau karena dianggap kebijakannya tidak pro rakyat,” ujarnya.

Sebaliknya, Direktur Eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira menilai pergantian ini sebagai momentum untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap kebijakan fiskal. Ia mendorong agenda reformasi pajak yang lebih berpihak pada daya beli masyarakat.

Pasar Bereaksi: IHSG Melemah di Hari Serah Terima Jabatan

Pergantian Menteri Keuangan juga langsung tercermin di pasar keuangan. Pada hari serah terima jabatan Sri Mulyani kepada Purbaya Yudhi Sadewa, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah signifikan.

IHSG tercatat jatuh 1,66 persen ke level 7.636,26 pada sesi pertama perdagangan Selasa (9/9/2025). Pelemahan terjadi di tengah prosesi serah terima jabatan Menteri Keuangan, yang menjadi perhatian pelaku pasar.

Sepanjang perdagangan sesi pertama, IHSG bergerak di zona merah meski sempat menguat tipis hingga menyentuh level 7.791. Tekanan jual kembali menguat seiring sikap wait and see investor terhadap arah kebijakan fiskal di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan yang baru.

Pergerakan pasar ini mencerminkan kehati-hatian investor menyikapi pergantian figur sentral dalam pengelolaan keuangan negara, mengingat Sri Mulyani selama ini dikenal sebagai jangkar stabilitas fiskal Indonesia.

 

Telepon Mengejutkan ke Purbaya

Purbaya Yudhi Sadewa mengaku menerima telepon mendadak dari Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya untuk datang ke Istana.

“Saya pikir ditipu. Saya cek dulu nomornya,” kata Purbaya sambil tertawa.

Tak lama kemudian, reshuffle diumumkan secara resmi, termasuk penggantian Menteri Keuangan.

Sri Mulyani Pamit, Tinggalkan Pesan untuk Pengganti

Sri Mulyani resmi mengakhiri masa jabatannya pada Selasa (9/9/2025). Dalam pidato perpisahan, ia menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf kepada seluruh jajaran Kementerian Keuangan.

“Saya mengucapkan selamat kepada Bapak Purbaya yang telah dipercaya memegang amanah besar,” ujarnya.

Ia juga mendoakan agar Purbaya dimudahkan dalam mendampingi Presiden Prabowo Subianto.

Bab Baru Kemenkeu, Akhir Era Sri Mulyani

Pergantian Sri Mulyani menandai berakhirnya salah satu era terpanjang dan paling berpengaruh dalam sejarah pengelolaan fiskal Indonesia. Di tengah tekanan politik, gejolak sosial, dan dinamika ekonomi global, Sri Mulyani meninggalkan jejak kuat sebagai figur teknokrat yang dikenal dunia.

Tahun 2025 pun tercatat sebagai tahun penutup perjalanan panjangnya di Kementerian Keuangan, sekaligus awal babak baru bagi kebijakan fiskal Indonesia di bawah kepemimpinan Purbaya Yudhi Sadewa

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya