JAKARTA - Penghentian sementara perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pernah terjadi delapan tahun yang lalu. Saat itu, terjadi ledakan di Gedung BEI.
Gedung BEI yang saat itu bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ) dikagetkan oleh ledakan dari sebuah bom di lantai P2 gedung Bursa Efek Jakarta, pada 13 September 2000, sekira pada pukul 15.17 WIB.
Bom bersumber dari bom mobil dari bahan TNT seberat 50 kg. 15 orang menjadi korban tewas dalam peristiwa ini.
Tak ayal, ledakan itu ikut membuat panik dan meluluhlatakan perdagangan di pasar keuangan Tanah Air. Indeks harga saham gabungan yang menjadi cerminan kinerja harga keseluruhan saham, tampil mengenaskan melemah 954 poin pada level 442,091.
Otoritas bursa, yakni Kepala Bapepam yang dijabat oleh Herwidayatmo, Dirut BEJ dijabat oleh Mas Achmad Daniri, dan Direktur Bursa Efek Surabaya (BES) Anton Natakoesoemah, langsung ambil tindakan.
Setelah ledakan terjadi, perdagangan sesi kedua langsung dihentikan pada pukul 15.29 WIB. Padahal, pada hari biasa, transaksi saham sesi kedua ditutup pada pukul 16.00 WIB. Akhirnya, perdagangan dihentikan selama dua hari pada Kamis dan Jumat tanggal 14-15 September 2000.
Penghentian perdagangan saham yang terjadi saat ini memang bukan ledakan bom. Namun, efeknya menyerupai ledakan bom. Pelaku pasar di dunia dihentakan ledakan kekhawatiran krisis likuditas di Amerika Serikat.
Yang lebih parah adalah efek psikologis ketidakpastian program penyelematan sistem keuangan Amerika yang tertuang dalam program bailout USD700 miliar. Walau bank sentral di Amerika, Eropa, dan Asia berbondong-bondong mengantisipasi keadaan, namun pelaku pasar tetap saja panik.
Begitu juga yang terjadi di lantai BEI. Hari ini, Rabu (9/10/2008) pukul 11.06.14 WIB, direksi BEI mengumumkan penghentian perdagangan sementara efek bersifat ekuitas dan derivatif di seluruh pasar.
Karena terjadi penurunan signifikan pada indeks harga saham gabungan (IHSG) hingga mencapai level 1.451,669.
Sebagai informasi, pada posisi sesi pertama pembukaan, tepatnya 10.40 JATS, IHSG berada di level 1.472,71 atau turun tajam 147,01 poin atau anjlok sangat dalam sebesar 9,08 persen.
Indeks saham berada pada level paling rendah sejak 2 Oktober 2006. Saat itu indeks saham berada di posisi 1.549,629. Namun, masih lebih tinggi ketimbang 9 Oktober yang tercatat 1.572,198.
Pergerakan IHSG berada seperti pada 11 September-7 Agustus 2006, atau berada di kisaran 1.465,710-1.402,191.
(Rani Hardjanti)