Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tukar Guling Bakrie-Vallar Terhambat

Koran SI , Jurnalis-Jum'at, 14 Januari 2011 |08:06 WIB
Tukar Guling Bakrie-Vallar Terhambat
ilustrasi Foto: Koran SI
A
A
A

JAKARTA – Transaksi tukar guling yang terjadi antara PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan Recapital Advisor dengan perusahaan investasi asing Vallar Plc baru akan selesai seluruhnya pada 8 April 2011.

Tukar guling yang melibatkan dua produsen batu bara terbesar di Indonesia PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) itu, mengalami hambatan penyelesaian akibat adanya masa penguncian saham (lock up period) hingga 7 April 2011. Pasca selesainya transaksi tersebut, Vallar Plc akan berubah nama menjadi BUMI Plc.

"Sehingga kami baru bisa menyelesaikan rencana akuisisi tersebut setelah tanggal tersebut," ujar Direktur Vallar Nathaniel Rothschild melalui keterangan tertulis kemarin.

Nathaniel mengatakan, transaksi tersebut telah mencapai proses akhir. Manajemen Vallar mengharapkan bisa sesegera mungkin menerbitkan prospektus atas transaksi itu.

Dimana untuk penyelesaian pertukaran saham BUMI, yang dimiliki BNBR diharapkan bisa diselesaikan pada Februari 2011. Setelah itu, Vallar tinggal menyelesaikan perpindahtanganan saham BRAU pada 8 April 2011.

Setelah perusahaan milik keluarga Rothschild itu menyelesaikan pembayaran tunai serta penukaran sebagian saham Vallar sebagai bagian dari transaksi. Kesepakatan awal atas transaksi tukar guling tersebut,telah terjadi pada 16 November 2010.BNBR dan Recapital Advisor selaku pemilik BRAU, secara bersamaan mengumumkan rencana besar berupa penjualan anak usahanya tersebut kepada perusahaan milik keluarga Rothschild. Vallar, yang baru melakukan IPO di bursa saham London (London Stock Exchange) pada Juli 2010, akan membeli 75 persen saham BRAU dan 25 persen saham BUMI.

Total nilai akuisisi yang dilakukan USD3 miliar atau sekira Rp27 triliun.Namun dalam rencana akuisisi tersebut,perusahaan investasi yang saat ini belum memiliki aset sama sekali itu, melakukan dengan sebagian dana tunai, dan sebagian lagi melalui shares swap (pertukaran saham), atau dalam kata lain terjadi tukar guling kepemilikan. Vallar akan membeli 26,175 miliar saham atau setara 75 persen kepemilikan BRAU, dari PT Bukit Mutiara (BUMU), unit usaha PT Recapital Advisors, senilai USD1,584 miliar, atau Rp540 per saham. Vallar akan membayar transaksi ini dengan dua cara, yaitu 35 persen atau setara 12,215 miliar saham BRAU secara tunai sebesar Rp6,59 triliun kepada BUMU.

Sementara untuk 13,96 miliar atau 40 persen saham BRAU lalinya, akan ditukarkan dengan kepemilikan saham Valar sebanyak 52,3 juta saham baru senilai 10 pound sterling per saham. Sehingga, nantinya Recapital melalui Bukit Mutiara akan memiliki 24,9 persen kepemilikan saham di Vallar.

 "Transaksi ini memberikan kesempatan bagi kami untuk mengembangkan BRAU lebih besar lagi.Terutama dengan posisi Vallar yang tercatat di bursa London," ujar Presiden Direktur Recapital Advisors Rosan P Roeslani. Selain itu, Vallar juga melakukan transaksi tukar guling dengan Grup Bakrie, dengan menyerahkan 90,1 juta saham baru (terdiri dari 62,7 juta saham biasa dan 27,4 juta saham biasa tanpa hak voting) yang bernilai 10,00 pound sterling per saham kepada Bakrie, untuk memiliki 25 persen saham BUMI.

"Untuk saham BUMI dihargai Rp2.500 per saham.Sementara total saham BUMI yang akan di-deliver sebanyak 25 persen," ujar Direktur Utama BNBR,Bobby Gafur. Analis Lautandhana Securities, Willy Sanjaya menilai transaksi tersebut, akan memberikan dampak yang positif bagi BUMI. Produsen batu bara terbesar di Asia itu akan menjadi perusahaan lebih sehat dan segar.

Dukungan Vallar akan membuat masalah utang BUMI bisa terselesaikan. Bergabungnya perusahaan tersebut, dibawah paying Vallar yang merupakan perusahaan tercatat di Bursa London, akan memberikan kesempatan sumber pendanaan ekspansi yang lebih luas. "Adanya Vallar akan membuat BUMI mengalami Peningkatan value, selain bisa mendapatkan kesempatan rising funddi bursa London," katanya. (juni triyanto)(adn)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement