JAKARTA - Pasokan gas dari Pertamina Offshore North West Java (ONWJ) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Karang, telah turun dari 130 Million Metric Standard Cubic Feet per Day (mmscfd) menjadi 110 mmscfd. Penurunan ini mengakibatkan pembangkit ini berpotensi kehilangan daya 160 Mw.
Kepala Divisi Gas dan Bahan Bakar Minyak Perusahaan Listrik Negara (PLN) Suryadi Mardjoeki menjelaskan, semenjak 15 Oktober 2011, PLN harus menambah pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM). "Karena PLN tidak boleh mengurangi daya pembangkit, bisa terjadi pemadaman," kata Suryadi di Kantor Pusat PLN, Blok M, Jakarta, Rabu (26/10/2011).
Dia menjelaskan, sebenarnya BP Migas telah menjanjikan PLN mendapatkan pasokan gas dari swap Jambi-Merang pada 20 Oktober 2011 lalu, namun saat ini tertunda karena masih proses finalisasi dokumen. "Kita minta per 1 November harus mengalir," kata dia.
Sekadar informasi, berikut jadwal shutdown Pertamina ONWJ telah diterima PLN, yaitu 15 Oktober-17 November 2011, pasokan gas turun dari 130 mmscfd menjadi 110 mmscfd. 17 November-30 November turun lagi menjadi tinggal 30 mmscfd. 30 Desember-1 Januari 2012 naik menjadi 110 mmscfd dan 1 Januari-23 Januari 2012 PLN tidak mendapatkan pasokan gas karena Pertamina ONWJ melakukan total shutdown.
Untuk itu, pihaknya berharap pasokan gas swap Jambi Merang untuk segera masuk karena saat total shutdown mau tidak mau PLN mengandalkan BBM selain dibantu oleh pembangkit listrik batu bara dari PLTU Indramayu yang baru diresmikan kemarin. Untuk membangkitkan PLTGU Muara Karang 700 Mw dibutuhkan konsumsi BBM jenis Marine Fuel Oil sebesar 448 kl per hari, BBM jenis high speed diesel sebanyak 22 kl per hari dan gas 3,1 BBTU. (mrt)
(Rani Hardjanti)