Proyek Tepi Pantai Adaptasi Teknologi Negara Maju

JAKARTA - Meski terletak di tepi pantai, proyek Green Bay Pluit yang dikembangkan Agung Podomoro Land diklaim tidak akan terpengaruh masalah lingkungan, seperti penurunan tanah. Teknologi pembangunannya pun digadang-gadang mengadaptasi teknologi negara maju.

Direktur Pemasaran Agung Podomoro Land Indra W Antono kepada Okezone berkata, proyek ini mengaplikasikan teknologi canggih, yang diadaptasi dari negara-negara maju lainnya, yang telah lebih dahulu membangun proyek-proyek tepi pantai, seperti Singapura.

"Karena ini letaknya di tepi pantai, jadi sudah kami antisipasi dari awal pembangunan. Kami juga mendatangkan ahlinya dari luar, untuk rancangannya, konstruksi, hingga pengolahan air dan lain sebagainya. Itu semua sudah diperhitungkan," tutur Indra.

Ucapan Indra ditegaskan General Manager Green Bay Pluit, Fransiskus Afung, di Jakarta, baru-baru ini. Menurut Fransiskus, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) memastikan jika proyek Green Bay Pluit 100 persen bukan proyek reklamasi pantai.

Fransiskus mengaku, pihaknya juga tidak khawatir dengan isu penurunan tanah di wilayah pantai 7-10 cm per tahun. Keyakinannya ini didasari fakta bahwa pembangunan proyek tersebut menggunakan pondasi tiang pancang.

"Kami sudah antisipasi hal itu. Caranya, jika pada umumnya gedung menggunakan tiang pancang, maka di Green Bay Pluit, tidak hanya gedung, tetapi juga jalan, semuanya menggunakan tiang pancang," jelasnya, saat ditemui di Jakarta, Jumat (31/8/2012).

Proyek ini, kata Fransiskus, menawarkan kelebihan tersendiri dengan lokasinya yang berada di pinggir pantai. Udara segar, matahari terbit dan tenggelam menjadi poin penting dalam pemandangan apartement ini.

"Buktikan saja, jika 100 orang ditanya suka laut atau tidak, pasti semua jawab suka," tandasnya.

(Nur Januarita Benu)