JAKARTA - Guna mengintegrasikan bursa-bursa di ASEAN, diperlukan tiga fokus utama. Fokus tersebut diperlukan agar bisa mengukur seberapa besar keuntungan ataupun kerugian untuk Indonesia.
"Pertama, harus dibangun capasity building, itu adalah suatu agenda besar cangkupannya luas, masalah Sumber Daya Manusia (SDM), kekurangan tenaga ahli dan capasity building," kata Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad di Hotel JW Marriott, Jakarta, Kamis (13/12/2012).
Muliaman menambahkan, dengan pertimbangan ini, maka dapat membuat orang-orang mempunyai kapasitas. Sehingga, nantinya dapat dinikmati di kemudian hari karena meningkatkan nilai tambah dari capacity building.
Sementara masalah kedua, yakni pembangunan pilar-pilar penopang. "Kedua, perlu dibangun infrastruktur finansialnya, yaitu pengembangan-pengembangan kelembagaan, lembaga-lembaga pendukung pasar modal," jelas dia.
Muliaman menambahkan, bila terjadi integrasi di antara ASEAN terutama di Pasar modal, maka finansial Indonesia harus bisa berkompetisi. "Agar ada lembaga-lembaga pendukung pasar modal, perlu mendapatkan perhatian ke depannya," katanya.
Dia melanjutkan, pemerintah juga harus bisa mendorong masyarakat agar lebih aktif di pasar modal. "Jadi membangun infrastruktur finansial di pasar modal, Sampai saatnya finansial infrastruktur di pendesaan. Dan terakhir, harmonisasi peraturan yang ada," ungkap Muliaman.
Menurutnya, peraturan di suatu negara di ASEAN berbeda-beda tingkatannya. "Kalau diambil one fit for all, kalau semua cocok untuk semua negara, ini bsa diperbaiki," tukas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)