JAKARTA - Pelemahan Rupiah yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan oleh kebutuhan valuta asing (valas) domestik yang naik. Hal tersebut merupakan akibat dari kebiasaan pemilik valas di dalam negeri membayar utangnya di akhir tahun.
"Jadi month on month demand-nya naik. Karena apa, pada akhir tahun itu orang biasanya bayar utang. Kemudian dia (pemilik valas) harus bayar kebutuhan impornya. Mungkin impornya sudah datang duluan. Dia harus bayar. Itu yang menyebabkan pelemahan," ujar Menteri Keuangan Chatib Basri ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (29/11/2013).
Sementara itu dari sisi eksternal, Chatib mengungkapkan nilai tukar beberapa mata uang asing seperti Rupe, Peso dan Bath sebenarnya mengalami pelemahan yang sama. Ini menurut dia merupakan akibat dari pergerakan ekonomi Amerika Serikat yang lebih baik dari perkiraan sebelumnya.
"Faktor eksternalnya adalah pergerakan ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan membuat beberapa mata uang termasuk Rupee juga kemarin ikut melemah. Ada beberapa negara kok seperti peso dan baht," jelasnya.
Pemerintah sendiri ungkap Chatib akan terus menjaga pergerakan rupiah agar bergerak normal ke depannya. Penanggulangan defisit neraca transaksi berjalan dan beberapa indikator lain, lanjut dia, harus tetap diupayakan sehingga dapat memunculkan sentimen positif di pasar.
"Hadirnya sentimen positif akan sangat membantu penguatan rupiah," tukasnya.(rez)
(Widi Agustian)