SEMARANG - Nilai transaksi Industri jamu di Indonesia pada 2014 ini diperkirakan menembus angka Rp15 triliun. Jumlah itu lebih tinggi dibanding tahun 2013 lalu yang sebesar Rp14 triliun.
Hal itu diungkapkan Menteri Perindutrian MS Hidayat saat menghadiri acara peletakan batu pertama perluasan pabrik Semarang Herbal Indo Plant Sido Muncul, di kabupaten Semarang selasa (18/2/2014)
Menurutnya saat ini terdapat 1.247 industri jamu di Indonesia yang sebagian besar berada di pulau Jawa. Industri jamu ini mampu menyerap tenaga kerja hingga 15 juta orang.
"Industri jamu yang berfungsi sebagai obat mampu menyerap 3 juta tenaga kerja. Dan sisanya sebesar 12 juta orang terserap di industri jamu yang berkembang ke arah makanan, minuman, spa dan aroma terapi," ungkapnya
MS Hidayat mengatakan, industri jamu mendapatkan tantang dari beredarnya produk obat tradisional atau herbal ilegal. Dengan peredaran obat herbal tradisional yang ilegal dapat menimbulkan kompetisi yang tidak sehat dengan obat herbal yang legal.
"Obat herbal ilegal selain meresahkan masyarakat juga akan menimbulkan persaingan tidak sehat. Itu tugas kami melakukan pengawasan dengan penegakan hukum agar obat-obat tersebut tidak beredar," ungkapnya
Tantangan lain yang harus dihadai oleh Industri jamu didalam negeri adalah penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 mendatang. Dengan penerapan MEA maka produk jamu herbal dalam negeri akan bersaing dengan produk jamu herbal dari negara lain seperti Malaysia dan China.
"Masyarakat Ekonomi ASEAN akan diterpakan pada Desember 2015. Maka produk herbal dari Malaysia dan RRC akan masuk ke wilayah ini," tegasnya.
(Rizkie Fauzian)