JAKARTA - Istana Merdeka merupakan kediaman resmi dan kantor bagi presiden di Indonesia. Namun, dari awal dibangun, ada beberapa presiden yang tidak menggunakan istana ini sebagai rumah tinggal, melainkan hanya sebagai kantor dan tempat menerima tamu kenegaraan saja.
Mantan Presiden Megawati misalnya. Ia memilih untuk tidak tinggal di Istana Merdeka. Sekalipun demikian Ibu Mega menggunakan Istana Negara sebagai kantornya. Selain itu Mantan Presiden Habibie juga melakukan hal serupa. Ia memilih untuk tinggal di kediaman pribadinya di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, dan berkantor di Istana Merdeka.
Dia menggunakan kantor di Bina Graha hanya pada saat-saat tertentu, misalnya bila memimpin Sidang Kabinet Terbatas. Untuk itu, dilakukan berbagai penyesuaian untuk membuat ruang kerja di Istana Merdeka itu memenuhi syarat guna menunjang kerja seorang Presiden yang akrab dengan teknologi baru. Demikian penelusuran Okezone, Sabtu (19/4/2014).
Di era pemerintahan Gus Dur, Istana Negara jauh lebih 'hidup'. Istana Negara digunakan 24 jam sehari untuk menjamu dan pertemuan keluarga yang menghadirkan tamu berjumlah besar. Gaya hidup Gus Dur yang sangat terbuka memberi warna baru degup kehidupan Istana Jakarta.
Pada masa Presiden Megawati dipersiapkan rencana memindahkan Kantor Presiden ke Puri Bhakti Renatama yang terletak di pelataran dalam antara Istaa Merdeka dan Istana Negara. Bangunan tambahan itu dibangun semasa Presiden Soeharto sebagai museum untuk menyiman lukisan dan benda-benda seni serta benda-benda hadiah.Tetapi karena koleksi lukisan, benda seni, dan benda hadiah terus bertambah, museum itu tidak mampu lagi menampung semuanya.
Gedung Bina Graha yang semula menjadi Kantor Presiden diubah fungsinya menjadi museum untuk menyimpan semua koleksi benda seni yang tidak dipajang di Istana. Sedangkan bekas bangunan museum itu direnovasi menjadi kantor Presiden yang baru, lengkap dengan ruang untuk konferensi pers dan ruang Rapat Kabinet.
(Widi Agustian)