Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Selain Jokowi, Harga BBM Jadi Fokus Investor

Prabawati Sriningrum , Jurnalis-Senin, 13 Oktober 2014 |17:47 WIB
 Selain Jokowi, Harga BBM Jadi Fokus Investor
SPBU milik Pertamina. (Ilustrasi foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Struktur kabinet pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK), memang mempengaruhi pergerakan pasar modal Indonesia. Namun, tidak hanya struktur kabinet yang ditunggu, pasar juga menanti rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Harga BBM yang diharapkan naik Rp3.000 karena implikasinya besar ke APBN kita yang bisa digunakan untuk bidang lain yang lebih produktif," ungkap Presiden Direktur PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Lilis Setiadi, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (13/10/2014).

Terkait kondisi internal politik Indonesia, Lilik menjelaskan inflasi Januari-September 2014 akan berada pada 3,78 persen. Namun, sampai akhir 2014 diperkirakan akan mencapai 4,5 persen.

Dia melanjutkan, masalah kebijakan yang akan diambil Pemerintah yang tidak terlepas dari koalisi sementara diperkirakan hanya memegang 37 persen. "Lantaran ada kebijakan yang dapat melewati Perpu, serta banyak kebijakan yang diambil berdasarkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)," paparnya.

Sekedar informasi jika harga BBM bersubsidi naik Rp1.000-Rp3.000, maka kenaikan inflasi diperkirakan mencapai 1,2-1,3 persen. Namun, dengan adanya second round effect, maka inflasi dapat mencapai 5,5 persen.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement