JAKARTA - Berbagai isu ekonomi global telah mempengaruhi pergerakan pasar domestik yang masih tidak sesuai dengan harapan. Akibatnya, laju pertumbuhan ekonomi global pun diprediksi turun oleh beberapa lembaga internasional.
Ekonom Mandiri, Destry Damayanti, menjelaskan selain dari luar negeri, ekonomi dalam negeri pun masih tidak mendukung. Pasalnya, tingginya subsidi bahan bakar minyak (BBM) telah membuat defisit negara diperkirakan mencapai angka 4 persen.
"Sehingga butuh adanya kebijakan dalam sumber energi yang paling berpengaruh bagi Indonesia, terutama kebijakan ekspor impor minyak," ungkap dia di Gedung Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (15/10/2014).
Lebih jauh dia mengatakan, adanya kebijakan penyesuaian harga BBM juga akan mempengaruhi outlook inflasi ekonomi 2015. "Bila terjadi kenaikan awal 2015, maka akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini karena ekonomi kita sekarang sudah parah," jelas dia.
Dia memperkirakan, jika BBM dinaikkan Rp3.000 pada awal 2015, diperkirakan inflasi 5,1 persen akan mencapai dengan defisit neraca berjalan mencapai 3,3 persen. "Semakin cepat BBM dinaikkan, maka akan lebih baik untuk sentimen di pasar," tukas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)