Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Wawancara Khusus

Setelah Harga BBM Naik, Ekspektasinya Apa?

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Rabu, 22 Oktober 2014 |12:36 WIB
Setelah Harga BBM Naik, Ekspektasinya Apa?
Setelah Harga BBM Naik, Espektasinya Apa?
A
A
A

JAKARTA - Setelah kenaikan harga BBM, ada sejumlah skenario yang disiapkan. Hal itu dilakukan agar ekspektasi yang sudah ditetapkan bisa terealisasi.

Hingga saat ini kepastian harga BBM masih belum jelas. Kabarnya, akan direalisasikan November. Ada juga yang mengatakan tahun depan. Yang jelas, kenaikan harga BBM mutlak dilakukan.

Lalu apa ekspektasi sebenarnya setelah harga BBM dinaikan? Menurut Wakil Menteri Keuangan Demisioner Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, ekspektasinya adalah membuat anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) lebih sehat. Sehingga bujet subsidi BBM bisa dialokasikan ke pos yang lebih produktif seperti infrastruktur yang bisa mengundang investor untuk berinvestasi. Lalu, investor seperti apa yang diharapkan bisa "bercocok tanam" di ladang ekonomi Indonesia?

Berikut gambaran lebih jelasnya seperti dituturkan salah satu arsitek APBN, Bambang kepada Okezone belum lama ini.



Jika harga BBM sudah naik, infrastruktur digencarkan, investasi yang masuk ke Indonesia akan seperti apa?

Pasti akan lebih mudah. Investasi ke Indonesia sangat tinggi demandnya, karena Indonesia pasar yang besar dan menjanjikan.

Nah cuma gini, ketika investor udah yakin masuk ke Indonesia karena pasarnya besar, hitung-hitungan berikutnya adalah kalau dia sudah tahu penerimaan seberapa besar dengan pasar tadi (estimasi pasar) maka dia akan hitung cost, cost of production itu termasuk over head, termasuk juga cepatnya infra mendukung proses produksi dari suatu komoditi atau produk.

Persaingan tahun depan akan cukup sengit, sebab sudah diterapkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MAE), apa yang akan  terjadi?

MEA tahun depan, mereka (investor) punya pilihan. Kalau Indonesia bisa siapkan infra yang bagus, pasarnya memang di Indonesia. Investor akan masuk ke Indonesia karena dengan infrastruktur bagus cost-nya akan rendah dan pasarnya sudah jelas ada di Indonesia.



Tetapi kalau infrastruktur di Indonesia bermasalah tidak tersedia atau kondisinya tidak sesuai ekspektasi maka dia bisa investasi di negara ASEAN lainnya. Toh lalu lintas barang basicly akan bebas bea, jadi lebih baik saya di Malaysia saja, saya di Thailand saja atau di Filipina daripada di Indonesia.

Di situlah pentingnya infrastruktur dalam konteks daya saing karena siapa yang mau bikin pabrik kalau kawasan industrinya tidak memadai, siapa yang mau bikin apa kalau sarana penunjang tidak ada?

Contohnya?

Kenapa pabrik di Kalimantan dan Sumatera tidak banyak karena kawasan industri ada di Jawa, listrik ada di Jawa. Jadi mau bikin smelter enggak ada listrik jadi enggak usah.

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement