Selain terjadi di pasar saham, fenomena window dressing juga terjadi pada reksa dana saham. Biasanya, para manajer investasi berusaha mendongkrak kinerja reksa dana yang dikelolanya pada akhir tahun, agar kinerja secara keseluruhan terlihat bagus di mata investor.
Meski fenomena window dressing ini berulang, investor harus tetap mempertimbangkan faktor fundamental saham yang ingin dibeli. Jika ingin benar-benar mengikuti pergerakan indeks akhir tahun yang biasa bergerak naik, maka investor harus membeli saham-saham yang menjadi pendorong utama indeks. Biasanya saham penggerak indeks adalah saham-saham bluechips atau perusahaan berkapitalisasi besar. Perlu diingat, belum tentu window dressing terulang kembali. Untuk itu, investor harus tetap berhati-hati.
Data pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 10 tahun dari tahun 2003-2013 memperlihatkan kenaikan indeks antara bulan November-Desember. Berikut adalah datanya.
Pergerakan IHSG BEI November - Desember
Tahun November Desember Nov-Des
2003 617,08 691,9 12,12%
2004 977,77 1.000,23 2,30%
2005 1.096,64 1.162,64 6,02%
2006 1.718,96 1.805,52 5,04%
2007 2.688,33 2.745,83 2,14%
2008 1.241,54 1.355,41 9,17%
2009 2.415,84 2.534,36 4,91%
2010 3.531,21 3.703,51 4,88%
2011 3.715,08 3.821,99 2,88%
2012 4.276,14 4.316,69 0,95%
2013 4.256,44 4.274,18 0,42%
(Martin Bagya Kertiyasa)