JAKARTA – Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) merupakan pekerjaan rumah paling besar Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto. Namun dalam menanganinya, Dwi tinggal menunggu arahan dari Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang dipimpin Faisal Basri.
Saran tersebut diutarakan oleh mantan Sekretaris Menteri BUMN Said Didu. Ia mengomentari pergantian total direksi Pertamina oleh Menteri BUMN. Menurutnya, direksi Pertamina tinggal menunggu hasil kajian Faisal Basri cs dalam mengambil keputusan mengenai Petral.
"Direksi itu tinggal menunggu arahan, bagaimana Faisal Basri saja. Petral mau diapakan?" ujar Said kepada Okezone di Jakarta, Sabtu (29/11/2014).

Selain itu, dia juga menyebutkan langkah awal yang perlu dilakukan oleh Dwi Soetjipto dengan perubahan formasi sembilan direksi menjadi empat direksi adalah segera melakukan transformasi ke anak perusahaan. Maksudnya, lanjut dia, membagi beban Pertamina ke anak perusahaan. Sehingga, beban tidak hanya menumpuk di induk usaha.
"Kan soal gas, Pertamina punya Pertagas. Soal hulu ada Pertamina Hulu. Untuk sementara direksi Pertamina salah satunya bisa fokus ke BBM," ujar dia.
Selain itu, beban kerja Pertamina yang tidak kalah penting adalah melakukan eksplorasi, logistik, pembangunan dan perbaikan kilang, serta sektor keuangan. "Jadi, Pertamina juga harus jago soal keuangan, jangan hanya jago distribusi saja," tutup dia.
(Widi Agustian)