"Sementara ada yang lulus SD, kerja di (industri) garmen Jakarta gajinya Rp2,7 juta. Sekolah sudah lama, biaya mahal, itu enggak realistis. Bagaimana PNS, yang dia akan lakukan adalah pembangunan ke masyarakat, tapi gajinya enggak cukup. Coba berpikir yang akal sehat lah," jelasnya.
Benny menambahkan, permintaan buruh untuk memasukkan dolar Amerika Serikat (AS) dalam komponen hidup layak (KHL) juga tidak masuk akal. Menurutnya, masyarakat harus menjadikan mata uang negara bermartabat di negara sendiri. "Kita harus cinta Rupiah, dan buat Rupiah bermartabat di negeri sendiri," tandasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)